17 Tokoh Ini Berebut Kursi RI-2 Dampingi Jokowi di 2019

17 Tokoh Ini Berebut Kursi RI-2 Dampingi Jokowi di 2019

Gelora Media
facebook twitter whatsapp
www.gelora.co - Meski Joko Widodo belum mendeklarasikan diri bakal kembali maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019,  hingga saat ini tercatat ada 17 nama diajukan dan diunggulkan untuk menjadi calon RI-2 mendampingi mantan Gubernut DKI Jakarta itu. Nama-nama tersebut sama-sama memiliki elektabilitas dan kemampuan menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk memenangkan Jokowi pada Pilpres mendatang.

Munculnya 17 nama calon wapres tersebut disampaikan dari hasil survei sejumlah lembaga survei dan dari usulan sejumlah tokoh masyarakat, politisi, dan para pengamat politik. Alasan pengajuan nama-nama tersebut karena mereka memiliki basis massa, elektabilitas, kemampuan, integritas, sehingga menjadi modal kuat untuk memenangkan pertarungan di Pilpres 2019.

Berikut 17 nama cawapres Jokowi: Dari parpol Muhaimin Iskandar (PKB), Agus H Yudhoyono (Demokrat), Anis Matta (PKS), Romahurmuziy (PPP), Puan Maharani (PDIP),  Airlangga Hartarto (Golkar).

Cawapres berlatar belakang militer dan Polri, Gatot Nurmantyo (mantan panglima TNI), Moeldoko (Kepala Staf Kepresidenan/mantan panglima TNI), Tito Karnavian (Kapolri), dan Budi Gunawan (BIN).

Sementara dari kalangan profesional adalah Sri Mulyani (Menkeu), Susi Pudjiastuti (Menteri KKP), Rizal Ramli (ekonom/mantan menteri). Sedanggkan berlatar belakang pengusaha, Chairul Tanjung dan Aksa Mahmud.

Sedangkan calon dari pemimpin daerah TGB Zainul Majdi (NTB), dan Ridwan Kamil (walikota Bandung).

Elektoral

Menanggapi nama-nama calon wapres tersebut, pengamat politik dari Point' Indonesia (PI) Karel Susetyo mengatakan, sejumlah nama yang dimunculkan untuk mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang sangat bergantung pada tantangan elektoral yang akan dihadapi oleh Jokowi nanti. Oleh karena itu hanya Jokowi yang mengetahui siapa calon yang tepat untuk mendampinginya dalam Pilpres 2019 mendatang.

"Apalagi besok adalah periode kedua jabatan Jokowi. Posisi Jokowi terhadap parpol pengusung jauh lebih kuat. Sebagaimana terjadi pada SBY di 2009. Siapa yg mengira ia akan memilih Boediono?," paparnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, jika pemilu presiden memutuskan Jokowi dan Prabowo yang kembali bertarung pada pemilu 2019, maka sejumlah nama yang memiliki potensi menjadi pendamping keduanya telah bermunculan.

Dia menuturkan, pilihan delapan nama yang dianggap cocok mendampingi Jokowi antara lain; Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (17.1%), Gatot Nurmantyo (15.9%), Ridwan Kamil (9.5%), Moeldoko (3%), Puan Maharani (2.8%), Sri Mulyani Indrawati (0.2%), Tito Karnavian (0%), dan Budi Gunawan (0%). Rahasia/belum memutuskan/tidak tahu/tidak jawab (51.5%).

"Lima syarat utama calon wakil presiden untuk Jokowi, dari kalangan militer, berpengalaman dalam pemerintahan, dekat dengan rakyat, menguasai dunia internasional dan pintar/intelektual," ucap Qodari.

Militer dan Politisi

Sementara itu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut saat ini cawapres 2019 yang bermunculan berasal dari 5 latar belakang, yaitu militer, Islam, partai politik, pemimpin daerah, dan profesional. Nama Moeldoko disebut-sebut akan menjadi kejutan tersendiri, terlebih setelah mantan Panglima TNI itu masuk jajaran Kabinet Kerja Jokowi-JK.

"Untuk wapres berlatar belakang militer, tiga nama ini paling menonjol. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan popularitas sebesar 71,2%, Gatot Nurmantyo dengan popularitas sebesar 56,5%, dan Moeldoko dengan popularitas 18,0%," ujar Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfarabi, Jumat (2/2/2018).

Adjie lalu menyebut nama-nama cawapres yang berlatar belakang Islam. Dia mengatakan ada 2 nama yang berpeluang dibanding tokoh yang lain.

"Kedua nama tersebut Muhaimin Iskandar (Cak Imin) popularitasnya sebesar 32,4 %. Cak Imin sudah pula mulai aktif melakukan sosialisasi sebagai cawapres dan, satu lagi, TGH M Zainul Majdi (TGB), yang popularitasnya sebesar 13,9 %. Sungguhpun tingkat pengenalan Zainul Majdi masih rendah, namun tingkat kesukaan publik yang mengenalnya sangat tinggi, di atas 70 persen," paparnya.

Ada dua cawapres dari latar belakang partai politik yang disebut Adjie. Mereka adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan. Meski Budi Gunawan saat ini menjabat Kepala BIN, Adjie mengatakan sejarah membawanya melambung dengan simbol PDIP.

"Cawapres berlatar belakang partai hanya dimasukkan PDIP dan Golkar karena kedua partai ini punya kekuatan bargaining lebih besar dibanding partai lain," ucap dia. 

Profesional

Belum lama ini tokoh senior GMNI ITB,  Suko Sudarso dan Ketua Umum PKPI Hendropriyono mengemukakan, ekonom Rizal Ramli tepat dan penuhi kriteria untuk menjadi cawapres Jokowi.

Suko Sudarso menilai, masyarakat atau publik  bersuara mempertimbangkan duet Jokowi-Rizal Ramli karena ingin mengatasi kesuraman ekonomi setelah kegagalan Neoliberalisme  Sri Mulyani cs dewasa ini dengan stagnasi ekonomi dan merosotnya daya beli rakyat.

“Sehingga, kalau misalnya mencuat duet Jokowi- Rizal Ramli, hal itu membuka kemungkinan untuk memperbaiki keadaan bangsa dan ekonomi nasional yang merosot . Kini memburuknya ekonomi sudah mengancam demokrasi dan bangsa ini.” kata Suko Sudarso, tokoh senior  GMNI ITB, sesepuh nasionalis kultural dan mantan Komandan Barisan Soekarno  di Bandung pertengahan 1960-an.

Hal sama disampaikan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono mengungkap sosok tepat yang akan menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo pada pemilihan presiden 2019 mendatang.

Dia mengatakan, figur tersebut harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain nasionalis dan mendapat dukungan kalangan agama.

Selain itu, sosok cawapres tersebut juga harus berlatar belakang ekonomi dan bisnis, sehingga bisa memacu perekonomian bangsa menjadi lebih baik lagi.

"Presiden dan wakil presiden yang akan datang merupakan pilihan dari rakyat yang berwawasan Nasaeb (Nasionalis, Agama, dan Ekonomi Bisnis)," kata Hendropriyono dalam acara tasyakuran PKPI di gedung Wijayakusuma, Cipayung, Jumat (29/12/2017).

Ditanya tentang sosok yang dimaksud, Hendropriyono mengatakan, ekonom Rizal Ramli memenuhi kriteria tersebut. Rizal Ramli dinilai berjiwa muda dan disenangi anak muda. Selain itu nasionalis, diakui internasional, ahli ekonomi mumpuni dan terbukti berhasil di banyak penyembuhan dan restrukturisasi korporasi.

Rizal Ramli juga mendapat dukungan Islam yaitu NU, Muhamadiyah dan Urban Islam. "Ini RR (Rizal Ramli) yang cocok dengan kriteria yang saya umumkan minggu lalu di Jakarta," tambah Hendropriyono, yang didampingi Jimly Asshiddiqie dalam sebuah acara di Gedung Jogja Expo Centre (JEC) Bantul, DI Yogyakarta.

Sebelumnya, Sultan Tidore Husain Syah mengajukan gagasan duet Jokowi-Rizal Ramli  dalam dialog di Maluku Utara bersama rakyat setempat, guna perbaiki ekonomi  rakyat dan kondisi bangsa dewasa ini yang muram dan murung. (ht)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita