Abdul Wachid: Saya Curiga Impor Beras Permainan Pemburu Rente

Abdul Wachid: Saya Curiga Impor Beras Permainan Pemburu Rente

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Anggota Komisi VI DPR Abdul Wachid mengaku janggal dengan sikap Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita yang berencana mengimpor beras akhir bulan ini. 

Sebab, lanjut dia, sikap Mendag tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Pertanian beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa stok beras masih aman. 

"Perlu dipertanyakan pernyataan Mentan sebulan yang lalu saat menghadapi Natal dan tahun baru katanya stok pangan cukup termasuk beras dalam menghadapi Natal dan tahun baru. Kok sekarang dengan kenaikan harga beras sikap Pemerintah (Mendag) lakukan impor beras," ungkap politikus Gerindra itu kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/01/2018). 

Mestinya, sambung Wachid, pemerintah melalui Satgas Pangan menghitung dulu stok beras dan menghimpun informasi panen padi ke para bupati di daerah kantong-kantong beras. 

"Saya menaruh kecurigaan impor ini hanya semata permainan para pemburu rente untuk kepentingan politik. Sengaja harga harga beras lokal di naikkan, biar ada kebijakan impor di keluarkan. Saya katakan demikian karena di daerah kantong beras tidak ada banjir tidak ada bencana dan harga beras masih stabil di harga Rp 9500 samapai dengan Rp 10 ribu. Kok tidak ada apa-apa harga beras Rp 13 ribu," sindirnya. 

Menurut Wachid, jika pemerintah melakukan impor beras maka petani padi yang dirugikan. 

"Kalau saya amati pemeri bjntah dalam menghadapi masalah pangan, Harga naik sedikit petani mau menikmati harga sedikit selalu di pangkas dengan impor akan tetapi kalau harga turun tidak ada yang menolong petani. Akibatnya petani tetap miskin. Saya yakin generasi petani akan punah. Negara akan ketergantungan Impor pangan," ujar Ketua Kelompok Fraksi Gerindra (Kapoksi) di DPR ini. 

Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam sebanyak 500.000 ton. Beras tersebut akan tiba di Indonesia akhir Januari 2018.
[tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita