Sebelum Gantung Diri Tulis Pesan di Sosmed, Ini Tulisannya

Sebelum Gantung Diri Tulis Pesan di Sosmed, Ini Tulisannya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Seorang pelajar di Surabaya ditemukan meninggal gantung diri di lantai dua rumahnya, Sabtu (16/12/2017).

AP (17), tewas gantung diri di rumahnya yang berada di di Jalan Juwingan no 17, Gubeng, Surabaya menggunakan tali tambang pramuka.

Rupanya, sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, AP sempat membuat status di media sosialnya.

Pada postingan akun media sosialnya, almarhum mengunggah gambar bertuliskan kata-kata.

Kepada TribunJatim.com, teman SMP AP, sebut saja Anton, menunjukkan postingan status di akun Line milik almarhum.

Pada postingan gambar tersebut, tampak tulisan sebagai berikut:

"After a while you get used to the instanity. You get used to walking around and feelling worthless and eventually you stop feeling sorry for yourself, because you deserve it. Every single person you see, you compare yourself to and scream and cry on the inside

(Setelah beberapa lama, kamu telah terbiasa dengan hal-hal gila. Kamu terbiasa untuk berjalan-jalan dan merasa tidak berguna, dan akhirnya kamu akan berhenti untuk memaafkan dirimu sendiri. Setiap orang yang kamu lihat, kamu akan bandingkan dengan dirimu sendiri, berteriak dan menangis di dalam diri)."

"Why God didn't bestow you with such (tulisan terpotong, red). You listen to all the love birds (tulisan terpotong, red) and see the happy coupes exchanging a kiss, a sign of passion, and a longing for erotica. It makes (tulisan terpotong, red) that in fact, you are alone."

Tak hanya itu, sebelum ditemukan gantung diri, AP juga sempat mengunggah status di media sosialnya.

"Farewell," tulisnya pagi tadi sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu (16/12/2017).

Sementara itu, sosok AP dikenal pendiam oleh teman-temannya.

"Dia gak pernah cerita apa-apa. Ketemu ya cuma ngobrol. Di grup sekolah juga jarang komentar," ujar Anton.

Anton juga mengatakan saat SMP, AP dikenal ceria dan terbuka.

Namun semenjak duduk di bangku SMA, AP lebih tertutup kepada teman-temannya.

 "Dia pinter. Dulu sempat ikut kursus tapi berhenti, belajar sendiri di rumahnya. Mungkin gak kerasan di SMA, soalnya dulu dia pinginnya SMK," tambah Anton.

Saat terakhir bertemu almarhum AP, Anton sempat heran lantaran almarhum terlihat antusias saat rekan-rekannya menunjukkan kontak perempuan.

"Pas ketemu, anak-anak ngumpul bilang ada temen cewek. Saya heran, kenapa anak ini kok tumben minta dikenalin sama cewek. Biasanya gak pernah bahas-bahas cewek, bahasnya pelajaran terus," ujar Anton.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita