PBB Tolak Pengakuan AS Terkait Yerusalem, Begini Reaksi Palestina dan Israel

PBB Tolak Pengakuan AS Terkait Yerusalem, Begini Reaksi Palestina dan Israel

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Sebagian besar negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan pengakuan Presiden Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel 'batal dan tidak sah'.

Dilansir Aljazeera, Jumat (22/12/2017), Palestina menyampaikan terimakasih kepada negara-negara yang mendukungnya.

Para pemimpin Palestina mengatakan bahwa hasil voting Majelis Umum PBB adalah kemenangan bagi mereka.

"Keputusan ini menegaskan kembali sekali lagi bahwa Palestina mendapat dukungan dari masyarakat internasional, dan tidak ada keputusan yang dibuat oleh pihak manapun dapat mengubah kenyataan, bahwa Yerusalem adalah wilayah yang diduduki Palestina berdasarkan hukum internasional," Nabil Abu Rudeina, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Saeb Erekat, kepala negosiator Palestina, mengutuk keputusan Washington namun mengatakan bahwa pemungutan suara PBB menunjukkan penghormatan terhadap peraturan undang-undang.

"Ini adalah hari yang memalukan bagi mereka yang berdiri bahu membahu melawan hukum internasional," katanya.

"Kami sangat menghargai bahwa mayoritas masyarakat internasional memutuskan, terlepas dari ancaman dan intimidasi AS, untuk berdiri tegak dengan kebijaksanaan, pandangan jauh ke depan, hukum internasional dan peraturan hukum, dan bukan peraturan dari rimba," imbuhnya.

Sementara itu, Mevlut Cavusoglu, menteri luar negeri Turki, co-sponsor resolusi tersebut, mengatakan di Twitter bahwa martabat dan kedaulatan tidak dijual.

Mohammad Javad Zarif, menteri luar negeri Iran, juga menyambut baik hasil pemungutan suara PBB, ia menatakan bahwa kebijakan Trump sangat melenceng dan PBB tidak bisa di intimidasi.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,  sebelumnya menyebut PBB sebagai 'rumah yang penuh kebohongan'.

Ia mengutuk hasil pemungutan suara yang dianggap 'tidak masuk akal' dan mengucapkan terima kasih kepada Trump karena pendiriannya di Yerusalem.

"Saya menghargai kenyataan bahwa semakin banyak negara menolak untuk berpartisipasi dalam sandiwara absurd ini," katanya dalam sebuah pernyataan di televisi.

"Jadi saya menghargai itu, dan terutama saya ingin sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump dan Duta Besar Haley, atas pembelaan dan dukungan mereka terhadap Israel dan pembelaan utama mereka terhadap kebenaran," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sehari sebelum pemungutan suara, Donald Trump sempat memberikan ancaman kepada anggota PBB.

Donald Trump mengancam akan memotong bantuan ke negara-negara yang memberikan suara untuk memilih rancangan resolusi PBB yang mengecam keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Trump mengatakan di Gedung Putih pada hari Rabu bahwa AS akan 'memperhatikan suara mereka' di Majelis Umum.

"Mereka mengambil ratusan juta dolar dan bahkan miliaran dolar, dan kemudian mereka memberikan suara menentang kita. Baik, kita melihat suara itu. Biarkan mereka memberikan suara melawan kita. Kita akan menghemat banyak. Kami tidak peduli," kata Donald Trump dikutip kantor berita Reuters.

Sebelumnya, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Nikki Haley juga kirim surat ancaman kepada anggota Majelis Umum PBB.

Hal tersebut dilakukan jelang pemungutan suara mengenai resolusi Yerusalem, terkait keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dalam surat tersebut, yang diperoleh oleh Haaretz, Haley menulis bahwa Presiden AS Donald Trump akan menonton voting yang dilakukan pada hari kamis.

"Presiden Trump akan menonton (voting kamis) hati-hati, beliau meminta saya melaporkan kembali padanya siapa yang telah memilih untuk melawan kita," tulisya.

Peringatan tersebut muncul setelah AS kalah jumlah 14 banding 1 karena memveto resolusi Dewan Keamanan PBB pada hari Senin, mereka melawan keputusan Trump tentang Yerusalem.

Meski demikian, negara-negara anggota PBB tidak merasa terintimidasi dan tetap mendukung Palestina.

Hal tersebut tampak dari hasil pada sidang darurat Majelis Umum pada hari Kamis (21/12/2017), 128 negara memilih resolusi yang menolak keputusan kontroversial Presiden AS Donald Trump pada 6 Desember.

Sembilan negara menentang PBB, sementara 35 abstain.[tn]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA