Aksi Bela Palestina, Aa Gym Kerahkan 20 Ribu Santri

Aksi Bela Palestina, Aa Gym Kerahkan 20 Ribu Santri

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mengatakan pihaknya akan mengerahkan 20 ribu santri guna berangkat ke Jakarta mengikuti unjuk rasa Aksi Bela Palestina, Minggu (17/12/2017).

"Targetnya 20 ribu ikut. Ada yang dari Bandung, Jakarta dan dcabang-cabang," kata Aa Gym ditemui di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Sejauh ini, tambah Aa Gym, Daarut Tauhid sudah menyiapkan sekitar 100 bus yang akan digunakan untuk mengangkut jamaah aksi unjuk rasa menentang pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sejumlah jamaah, kata dia, akan berangkat dari Daarut Tauhid dengan berkumpul terlebih dahulu pada pukul 22.00 WIB, Sabtu (16/12) dan diisi dengan kegiatan iktikaf. Pada pukul 00.00 WIB, Minggu (17/12/2017), jamaah akan berangkat dari Bandung menuju Jakarta untuk ikut Aksi Bela Palestina di Monumen Nasional, Jakarta pukul 06.00 WIB di hari yang sama.

Aa Gym mengatakan dirinya bersama para santri Daarut Tauhid akan ikut serta dalam Aksi Bela Palestina sekaligus membantu kebersihan selama aksi unjuk rasa.

"Saya akan hadir bersama santri dan tim, seperti biasa bagian bantu-bantu kebersihan. Untuk yang hadir bersiap agar menjadi tertib walaupun bertamu ke Jakarta tidak meninggalkan kotor sekecil apapun. Datang bersih, pulang harus lebih bersih Jakarta ini," kata dia.

Tentang pernyataan Trump, Aa Gym mengatakan, Presiden AS itu telah mencirikan dirinya sebagai seorang yang tidak punya moral baik karena berusaha menekan Palestina.

"Ya kita bisa bersatu tergugah. Pertama kita punya tanggung jawab bersama kepada Palestina yang dijajah sangat tidak bermoral dan siapapun yang mendukungnya juga tidak memiliki kartu komitmen yang baik," kata dia.

"Bahwa ini adalah pelanggaran yang sangat nyata terhadap hukum internasional. Mendukung penjajahan adalah perbuatan yang harus ditolak oleh seluruh masyarakat dunia yang beradab," katanya. [tsc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA