GELORA.CO - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan permohonan maaf kepada bupati Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), saat melihat langsung dampak bencana di daerah tersebut, Minggu (30/11).
Dia tidak menduga dampak bencana di Tapanuli Selatan sangat dahsyat. Lantas siapa dan apa saja kiprah jenderal bintang tiga TNI AD itu?
Suharyanto merupakan salah seorang perwira tinggi (pati) TNI AD aktif yang lulus dari Akademi Militer (Akmil) 1989. Dia merupakan seorang pejabat tinggi Angkatan Darat berlatar belakang infanteri.
Sepanjang karirnya di TNI, Suharyanto sudah makan asam garam dalam berbagai penugasan di bawah jajaran Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Oleh Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Suharyanto dilantik menjadi kepala BNPB pada Rabu, 17 November 2021. Dia menggantikan Letjen TNI (Purn) Ganip Warsito.
Sejak dilantik sampai hari ini (1/12) lebih kurang 4 tahun Suharyanto menjadi kepala BNPB. Dia merupakan salah seorang kepala BNPB yang bertugas cukup lama.
Sebelum mendapat kepercayaan menjadi kepala BNPB, Suharyanto bertugas sebagai panglima Kodam V/Brawijaya pada 2020-2021. Dia juga pernah menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) pada 2019-2020.
Tidak hanya itu, pada 2018-2019, Suharyanto yang masih berpangkat brigjen TNI atau pati bintang satu menjabat kepala staf Kodam Jaya/Jayakarta pada 2018-2019.
Jauh sebelum berpangkat jenderal, Suharyanto pernah bertugas sebagai komandan pleton hingga komandan yonif.
Dia juga pernah bertugas sebagai komandan Kodim 0832/Surabaya Selatan pada 2008 serta komandan Korem 051/Wijayakarta pada 2015-2016. Selama bertugas sebagai kepala BNPB, Suharyanto melalui masa-masa sulit pandemi Covid-19.
Tidak hanya itu, berbagai bencana alam yang terjadi di Indonesia medio akhir 2021-saat ini juga ditanggulangi di bawah kendali Suharyanto.
Kini, dia tengah memimpin langsung penanggulangan dampak bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Bencana alam itu sudah memakan korban jiwa dengan angka mencapai ratusan orang, dengan ribuan orang lainnya mengungsi.
