Kepala BNPB Suharyanto Hanya Minta Maaf ke Bupati Tapsel, Bukan ke Korban Terdampak Bencana

Kepala BNPB Suharyanto Hanya Minta Maaf ke Bupati Tapsel, Bukan ke Korban Terdampak Bencana

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -
Kepala BNPB Suharyanto hanya minta maaf kepada Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Gus Irawan Pasaribu saat kunjungan perdana ke lokasi bencana banjir bandang di Desa Aek Garoga, Batangtoru, Minggu (30/11/2025).

Belum ada pernyataan minta maaf dari Kepala BNPB kepada warga terdampak banjir bandang dan longsor di tiga provinsi terkait pernyataannya yang menyebut bencana di tiga wilayah ini hanya mencekam di medsos.

Suharyanto menyebut bahwa dia mengaku terkejut dan tak menyangka dampaknya seperti di Aek Garoga, Batangtoru.

“Tapsel saya surprise, saya tidak mengira seperti ini. Saya mohon maaf Pak Bupati. Ini bukan berarti kami tidak peduli begitu,” katanya di lokasi banjir bandang Desa Aek Garoga Batangtoru, Minggu.

Kepala BNPB ini baru hari Minggu itulah ke Desa Aek Garoga pasca bencana banjir bandang yang terjadi Selasa (25/11) lalu di desa tersebut.

Suharyanto yang merupakan perwira tinggi TNI AD berpangkat Letjen ini menyebut saat perjalanan menuju lokasi ke Desa Aek Garoga, dia mengaku sedih dan sampai meneteskan air mata atau menangis.

Diketahui, dalam perjalanan ke lokasi, Suharyanto harus melewati dua desa lain yang terdampak yaitu Desa Batu Godang dan Desa Aek Ngadol.

Kehadirannya di lokasi ini, kata Suharyanto, untuk turun langsung membantu daerah dalam menanggulangi bencana yang telah mengubah lanskap tiga desa terdampak itu.

“Kami hadir di Tapanuli ini, untuk membantu. Tidak ada bedanya utara selatan, tengah. Itu sama semua bagi kami, tidak melihat suku, agama, ras. Sama bagi kami. Jadi kami turun dengan kekuatan penuh,” katanya.

Sebelumnya Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan alasan pemerintah belum menetapkan banjir dan longsor di Sumatera sebagai bencana nasional.

Menurutnya, banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh masih berada pada tingkat daerah provinsi.

Ia menilai, bencana di tiga provinsi Sumatera itu memang terlihat mencekam karena banyak berseliweran di media sosial (medsos).

“Memang kemarin kelihatannya mencekam karena berseliweran di media sosial, tetapi begitu kami tiba langsung di lokasi, banyak daerah yang sudah tidak hujan. Yang paling serius memang Tapanuli Tengah, tetapi wilayah lain relatif membaik,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (28/11/2025).***
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita