GELORA.CO - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengaku menangis dan terkejut melihat dampak langsung bencana di Sumatera. Padahal sebelumnya ia mengatakan bencana di Sumbar, Sumut, dan Aceh hanya mencekam di medsos.
Suharyanto turun ke lapangan di Desa Aek Garoga, Batangtoru, Tapsel, Sumut, Ahad (30/11). Kunjungan itu dilakukannya setelah enam hari bencana.
Sebelumnya, pernyataan Kepala BNPB yang menyebut bencana hanya mencekam di medsos memantik reaksi amarah di publik karena dianggap tak punya empati kepada korban.
Saat tinjauan lokasi, Suharyanto harus melewati dua desa lain yang terdampak banjir, Desa Batu Godang dan Aek Ngadol, sebelum sampai di tempat kerusakan terparah Desa Aek Garoga. Dia geleng-geleng kepala lihat kerusakan akibat bencana banjir dan tanah longsor di sana.
"Tapsel saya surprise (terkejut), saya tidak mengira seperti ini. Saya mohon maaf Pak Bupati. Ini, bukan berarti kami tidak peduli begitu. Kami hadir di Tapanuli ini, untuk membantu. Tidak ada bedanya utara selatan, tengah. Itu sama semua bagi kami, tidak melihat suku, agama, ras. Sama bagi kami. Jadi kami turun dengan kekuatan penuh," katanya.
Sebelumnya Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh masih berada pada tingkat daerah provinsi. Ia menilai, bencana di tiga provinsi Sumatera itu memang terlihat mencekam karena banyak berseliweran di media sosial (medsos).
"Memang kemarin kelihatannya mencekam karena berseliweran di media sosial, tetapi begitu kami tiba langsung di lokasi, banyak daerah yang sudah tidak hujan. Yang paling serius memang Tapanuli Tengah, tetapi wilayah lain relatif membaik," katanya dalam konferensi pers, Jumat (28/11/2025).
.webp)