Ferry Irwandi Tak Kuasa Menangis, Telepon dari Tamiang dan Donasi untuk Sumatera Tembus Rp8,3 Miliar

Ferry Irwandi Tak Kuasa Menangis, Telepon dari Tamiang dan Donasi untuk Sumatera Tembus Rp8,3 Miliar

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Ferry Irwandi Tak Kuasa Menangis, Telepon dari Tamiang dan Donasi untuk Sumatera Tembus Rp8,3 Miliar

GELORA.CO -
Momen haru pecah di live streaming 12 jam Ferry Irwandi. Berawal dari target sederhana Rp500 juta, donasi untuk korban bencana di Sumatera justru meledak hingga tembus Rp8,3 miliar hanya dalam satu hari.

Di tengah siaran di kanal YT @ferryirwandi, Ferry bahkan sempat meneteskan air mata ketika menerima telepon dari warga Tamiang, Aceh, salah satu daerah paling terpukul bencana banjir dan longsor.

“Aku nggak expect bakal sebesar ini,” kata Ferry dengan suara bergetar.

Wajahnya lelah, tapi matanya berbinar. “Ini kontribusi kalian semua.”

Ferry memulai live streaming sejak malam sebelumnya. Hanya bermodalkan share story seadanya, angka donasi bergerak gila-gilaan.

Mulanya, Rp500 juta pada pukul 23.00 WIB. Selanjutnya, pada jam 10 pagi terkumpul Rp3,2 miliar.

Alhasil, pada 12 jam live melesat menjadi Rp8,2 miliar.

Dan ketika siaran hendak ditutup, angka itu perlahan menyentuh Rp8,33 miliar.

Diperkirakan angka sebesar itu, berasal dari 71 ribuan donatur.

“Seribu perak pun berarti. Terima kasih,” ucap Ferry.

Dari para donatur, nama yang paling mencuri perhatian adalah Rizki Rizarwi, CEO HUMANS, brand parfum lokal yang sedang naik daun.

Ia menyumbang Rp493 juta, membuat Ferry sempat terdiam saat membacanya.

“Kenapa lu berani nyumbang sebesar itu, Ki?” tanya Ferry ketika akhirnya menghubungi Rizki di akhir live.

Rizki menjawab tenang, tapi tegas.

“Kita selalu punya dana CSR tiap bulan. Tapi ini bencana nasional. Kita kumpulin beberapa bulan budget untuk ini. HUMANS itu dari awal harus berdampak untuk orang banyak.”

Ia bahkan menjelaskan bahwa nominal Rp493 juta itu bukan angka sembarangan.

“Itu angka yang mewakili jumlah orang yang ngikutin perjalanan HUMANS.”

Fokus Bantuan: Makanan, Tempat Berteduh, dan Daerah Terisolasi

Rizki menegaskan prioritas bantuan kemanusiaan yang perlu disalurkan yaitu food dan shelter.

“Ada penjarahan bukan karena jahat, tapi keputusasaan. Jembatan putus, akses terputus. Banyak yang bertahan hidup tanpa makanan,” ujarnya.

Ferry menyambutnya serius: “Ini jadi catatan buat gue dan tim. Kita akan pastikan bantuan tepat sasaran.”

Menurut Ferry, titik-titik paling kritis akan diprioritaskan:

  • daerah yang terisolasi,
  • wilayah yang kehilangan akses makanan,
  • area tanpa listrik,
  • dan lokasi yang belum tersentuh bantuan besar.

Setelah menerima donasi, Ferry segera ke lapangan meski kondisinya drop.

Selama live, penonton berkali-kali menanyakan apakah Ferry akan turun langsung ke Sumatera. Awalnya ia ragu, karena kondisi fisiknya sedang menurun.

Namun di akhir streaming, ia akhirnya bulat.

“Dananya besar, tanggung jawabnya besar. Gue harus ada di lapangan.”

Sang pasangan sempat mengingatkan Ferry menjaga kesehatan—tidak ngopi, tidak merokok, menjaga pola makan—karena risiko stres dan kelelahan bisa memperparah kondisinya.

Namun Ferry tetap mantap. “Gue berangkat,"

Di tengah ribuan komentar, Ferry meminta penonton mengabaikan fitnah atau noise di media sosial.

“Kalau ada yang salah, kita koreksi. Kalau ada yang marah, ya nggak apa-apa. Fokus kita bantu korban,” katanya.

Semua laporan dan update akan dipublikasikan di halaman KitaBisa, termasuk rincian penggunaan dana.

Dengan Rp8,3 miliar dalam 24 jam dan dukungan 71 ribu orang, penggalangan ini ditengarai menjadi salah satu gerakan publik terbesar di 2025.

Ferry menutup live dengan suara serak, namun senyum lega. “Ini dana besar. Tanggung jawabnya juga besar. Kita awasi sama-sama. Terima kasih," tandasnya.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita