AI UGM Sebut Jokowi Bukan Alumni, Kampus Angkat Suara: Ada Kekeliruan Sistem

AI UGM Sebut Jokowi Bukan Alumni, Kampus Angkat Suara: Ada Kekeliruan Sistem

Gelora News
facebook twitter whatsapp
AI UGM Sebut Jokowi Bukan Alumni, Kampus Angkat Suara: Ada Kekeliruan Sistem

GELORA.CO - 
Sebuah video tentang respons asisten digital berbasis kecerdasan buatan (AI) milik Universitas Gadjah Mada (UGM) mendadak viral di media sosial. Dalam video tersebut, AI bernama LISA atau Lean Intelligent Service Assistant menyebut Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, bukan alumni UGM.

Pernyataan itu muncul saat seorang pengguna memasukkan kalimat ‘jokowi alumni ugm’. LISA kemudian memberikan jawaban yang membingungkan. Ia menyatakan bahwa Jokowi bukan alumni UGM, namun justru menambahkan bahwa Jokowi menyelesaikan pendidikan tinggi di Fakultas Kehutanan UGM tetapi tidak lulus. Pernyataan yang saling bertentangan ini memicu kehebohan publik.

"Joko Widodo bukan alumni Universitas Gadjah Mada. Beliau menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada pada Fakultas Kehutanan, tetapi tidak lulus dari sana. Sebagai seorang tokoh nasional, beliau memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang beragam sebelum akhirnya terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai Presiden Indonesia"

Pihak UGM pun memberikan klarifikasi resmi. Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana, membenarkan bahwa LISA adalah produk internal kampus hasil kerja sama UGM dan Botika. Ia menjelaskan bahwa LISA merupakan bagian dari program UGM University Service, yang dikembangkan Biro Transformasi Digital dan Direktorat Kemahasiswaan UGM untuk memberikan layanan informasi terintegrasi bagi mahasiswa dan masyarakat.

 "Basis data pengetahuan LISA terbatas pada data dan informasi internal UGM terkait akademik, kemahasiswaan, administrasi dan pengembangan diri. Namun, tidak memuat data dan informasi pribadi," tutur Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana dalam keterangannya.

Made menekankan bahwa LISA berbeda dari AI komersial seperti ChatGPT atau Gemini. Basis datanya terbatas pada informasi internal kampus terkait akademik, kemahasiswaan, administrasi, hingga pengembangan diri. LISA tidak memuat data pribadi tokoh publik termasuk alumni.

Menurut Made, LISA saat ini masih berada pada tahap peluncuran awal dan terus dikembangkan melalui proses pelatihan berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa LISA belajar melalui dua sumber: data internal UGM dan informasi internet ketika data internal tidak tersedia. Proses belajar dari internet inilah yang bisa menyebabkan ketidakakuratan.

Menanggapi jawaban viral tersebut, Made menyebut respons LISA memang tidak konsisten. Ia mengatakan bahwa LISA menyampaikan informasi yang saling bertolak belakang antara status alumni dan status kelulusan Presiden Jokowi. Hal ini, menurut Made, menunjukkan bahwa AI tersebut tidak dirancang untuk memastikan kelulusan seseorang dan masih membutuhkan penyempurnaan kemampuan.

"Informasi yang disajikan LISA tentang Joko Widodo terlihat tidak konsisten. LISA menyatakan Joko Widodo bukan alumni, tetapi juga menyatakan bahwa beliau menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM." ungkap Made.

"Di sini terlihat bahwa informasi kedua ini membantah informasi pertama. Inkonsistensi ini tampak juga dari informasi selanjutnya yang mengatakan Joko Widodo tidak lulus padahal sebelumnya menyatakan bahwa yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan di UGM," lanjut Made.

UGM menyatakan kampus telah meluruskan bahwa Presiden Joko Widodo adalah alumni yang lulus dari Fakultas Kehutanan UGM, sebagaimana sebelumnya ditegaskan oleh Rektor dalam video resmi kampus.

Di sisi lain, UGM memastikan bahwa pengembangan LISA akan terus dilanjutkan, termasuk penyempurnaan pengetahuan agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita