Warga Baduy Dibegal di Jakarta Saat Jualan Madu, Uang Rp 3 Juta Raib, Ditolak RS karena Tak Ada KTP

Warga Baduy Dibegal di Jakarta Saat Jualan Madu, Uang Rp 3 Juta Raib, Ditolak RS karena Tak Ada KTP

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Warga Baduy Dibegal di Jakarta Saat Jualan Madu, Uang Rp 3 Juta Raib, Ditolak RS karena Tak Ada KTP

GELORA.CO
- Seorang warga Baduy Dalam bernama Repan menjadi korban pembegalan hingga mengalami luka bacok di tangan kiri saat berjualan madu di wilayah Cempaka Putih, Jakarta, pada Minggu (26/10).

Kasus itu kini telah ditangani kepolisian setelah korban melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polsek Cempaka Putih pada Minggu (2/11) dengan nomor laporan polisi LP/B/83/XI/2025/SPKT/POLSEK CEMPAKA PUTIH/POLRES METRO JAKPUS/POLDA METRO JAYA.

Kepala Desa Kanekes, Oom, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, korban masih berada di Jakarta untuk pemulihan luka akibat sabetan senjata tajam serta menjalani pemeriksaan polisi.

“Nah Sabtu kamari urang geus nengok ka Jakarta, geus katimu jeung si Repan (Sabtu kemarin saya sudah nengok ke Jakarta, sudah ketemu sama si Repan),” kata Oom, Selasa (4/11).

Oom menjelaskan, korban mengaku dibegal oleh empat pria tak dikenal saat berjalan seorang diri di Jalan Pramuka, Rawasari, Cempaka Putih, sekitar pukul 03.00 WIB.

“Si Repan eta jualan di daerah Rawasari. Nah sekitar jam 3 subuh, eta datang jalema duaan ngajambret, terus dilawan ku manehna. Pas dilawan, jol duaan deui. Tiba-tiba ngabacok kana pipi, tapi pipina mah luka saeutik doang, teu tembus kana kulit (Si Repan jualan di daerah Rawasari. Sekitar jam 3 subuh, datang dua orang menjambret lalu dilawan oleh Repan. Saat dilawan, datang lagi dua orang dan langsung membacok ke arah pipi, tapi hanya luka sedikit, tidak tembus kulit),” jelas Oom.

“Terus dihanteum deui si Repan di sebelah kiri kana awakna, ngan awakna teu kunaon, ngan robek doang kaosna. Terus rek dibacok hulu na, ngan ditangkis ku si Repan, nu mantak aya luka bacok di leungeunna 10 jahitan (Lalu Repan dipukul di badan sebelah kiri, tapi tidak apa-apa, hanya robek bajunya. Saat mau dibacok ke kepala, ditangkis oleh Repan, sehingga tangannya terluka dan dijahit 10 jahitan),” sambungnya.

Ditolak RS karena Tak Ada KTP


Oom menuturkan, korban yang terluka sempat mendatangi rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan, namun ditolak karena tidak memiliki KTP. Sementara para pelaku berhasil kabur membawa barang-barang korban.

“Nu ngabacok mah kabur. Seketika geus dibacok, eta korban ngadatangan rumah sakit, ngan teu ditangani soalnya pas ditanya KTP, eta teu boga, ja orang Baduy Jero (Yang membacok sudah kabur. Setelah dibacok, korban ke rumah sakit tapi tidak ditangani karena tidak punya KTP, kan orang Baduy Dalam),” ujar Oom.

Karena tidak mendapat perawatan di rumah sakit di Cempaka Putih, korban akhirnya berjalan kaki ke wilayah Tanjung Duren untuk menemui kenalannya agar bisa dibantu mendapatkan perawatan medis.

“Nah pas si Repan teu ditangani, teu diobatan ku rumah sakit di Cempaka Putih, manehna leumpang ka Pak Melo di Tanjung Duren. Leumpang ti Cempaka Putih eta hampir kabeakan getih. Langsung ku Pak Melo dibawa ka rumah sakit, bari dijelaskeun kana rumah sakitna mun ieu orang Baduy Jero jadi teu boga KTP (Karena tidak ditangani di rumah sakit Cempaka Putih, Repan berjalan kaki ke Pak Melo di Tanjung Duren. Dalam perjalanan hampir kehabisan darah. Langsung oleh Pak Melo dibawa ke rumah sakit dan dijelaskan kalau dia orang Baduy Dalam, jadi tidak punya KTP),” ucap Oom.

“Pengakuan korban, ieu nepi sekitar jam 8 isuk ti Cempaka Putih ka Tanjung Duren ti jam 3 subuh. Eta karak bisa ditangani ku Pak Melo. Mantakan kami geuh nuhun ka Pak Melo (Pengakuan korban, dia sampai sekitar jam 8 pagi di Tanjung Duren setelah berangkat jam 3 subuh dari Cempaka Putih. Baru bisa ditangani oleh Pak Melo. Makanya kami berterima kasih ke Pak Melo),” imbuhnya.

Raib Duit Rp 3 Juta, 10 Botol Madu, dan Hp Pinjaman


Menurut Oom, selain mengalami luka bacok, korban juga kehilangan uang hasil jualan madu sebesar Rp 3 juta, 10 botol madu, dan satu unit ponsel yang dipinjam dari orang lain.

“Pengakuan korban mah duit Rp 3 juta, madu 10 botol, jeung handphone menang nginjeum nu dibawa kabur ku pelaku eta (Pengakuan korban, uang Rp 3 juta, 10 botol madu, dan ponsel pinjaman dibawa kabur pelaku),” katanya.

Oom berharap aparat kepolisian segera mengusut kasus tersebut dan menangkap para pelaku agar masyarakat Baduy yang datang ke Jakarta merasa aman. Ia bahkan siap membantu proses pencarian bila diperlukan.

“Ari kami mah tos nelpon bagian reskrim. Ceuk urang kieu, geura cepat diintai, cepat diproses supaya pelaku geura ditewak. Mun pelaku teu kaintai saminggu, karunya si Repan. Urang geuh siap terjun ngabantu, ja si Repan eta incuna Puun Yasih, guru besar na Haji Hercules (Saya sudah menghubungi bagian reskrim, saya bilang agar pelaku segera diintai dan diproses supaya cepat tertangkap. Kalau tidak terlacak seminggu, kasihan Repan. Saya juga siap turun membantu, karena Repan ini cucunya Puun Yasih, guru besar dari Haji Hercules),” tandasnya.

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita