GELORA.CO - Mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong tiba-tiba saja menyoroti satu sisi menarik dari kebudayaan Indonesia yang menurutnya perlu dikoreksi, yaitu budaya 'nggak enakan' dan 'sungkan'.
Dalam sebuah refleksi yang ia sampaikan belum lama ini di Seoul, Korea Selatan, Tom menilai bahwa sikap seperti itu, meskipun berakar dari niat baik dan sopan santun, justru sering membuat masyarakat sulit berbicara jujur dan terbuka dalam mencari kebenaran.
“Budaya nggak enakan itu tidak terlalu ada di Korea Selatan. Meskipun Korea merupakan masyarakat dengan sopan-santun yang luar biasa, mereka selalu berupaya menyampaikan apa adanya,” ujar Tom, dikutip dari akun Instagram-nya, Selasa, 11 November 2025.
Menurutnya, rakyat negeri ginseng tetap menjunjung tinggi kesopanan, namun tidak kehilangan keberanian untuk menyampaikan pendapat secara lugas.
Sementara di Indonesia, kata Tom, rasa sungkan dan takut menyinggung orang lain sering kali membuat komunikasi menjadi tidak transparan baik di ruang publik, dunia kerja, maupun pada kondisi pengambilan keputusan strategis.
“Saya sering merasa budaya nggak enakan dan sungkan membuat kita sulit bicara blak-blakan, padahal kita tahu betapa pentingnya kita harus bisa gali kebenaran,” lanjutnya.
Tom menekankan bahwa keterbukaan terhadap fakta dan data yang objektif adalah kunci dari setiap kebijakan yang baik.
Lebih lanjut, dia mengingatkan bahwa tanpa keberanian untuk berbicara jujur, bangsa ini akan terus terjebak dalam keputusan yang setengah hati dan tidak berbasis realita.
“Karena kita butuh fakta dan data yang akurat dan obyektif, supaya keputusan dan kebijakan kita realistis,” tegasnya.
Bukan sekadar kritik, pernyataan Tom Lembong tersebut sekaligus menjadi ajakan untuk bertransformasi secara kultural agar Indonesia tidak hanya dikenal sebagai bangsa yang ramah, tetapi juga bangsa yang berani menegakkan kebenaran.
Budaya sopan santun, menurut Tom, seharusnya tidak diartikan sebagai pembatas untuk berdiskusi dengan jujur. Justru, dengan keterbukaan dan kejujuran, rasa hormat antarindividu akan semakin bermakna.***
