GELORA.CO -Ribuan warga turun ke jalan di Mexico City pada Sabtu waktu setempat, 15 November 2025 untuk memprotes meningkatnya kekerasan dan menyoroti ketidakpuasan terhadap pemerintahan Presiden Claudia Sheinbaum.
Aksi yang awalnya digagas kelompok anak muda Gen Z itu kemudian menarik dukungan luas, terutama setelah serangkaian pembunuhan profil tinggi, termasuk tewasnya Wali Kota Uruapan, Carlos Manzo.
Dalam beberapa pekan terakhir, Manzo menjadi simbol perlawanan terhadap kartel. Ia ditembak mati pada 1 November saat menghadiri perayaan Day of the Dead.
“We are all Carlos Manzo,” tertulis di salah satu spanduk yang dibawa pengunjuk rasa, sementara sebagian peserta memakai topi koboi untuk menghormatinya. Manzo dikenal lantang menuntut tindakan tegas terhadap geng narkoba yang kerap meneror warganya.
Situasi memanas ketika demonstran pada Sabtu membongkar sebagian barikade yang melindungi Istana Nasional, tempat Presiden Sheinbaum tinggal.
Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Presiden menuduh aksi ini didukung pihak oposisi.
“Demonstrasi ini didanai politisi sayap kanan yang menentang pemerintah saya,” ujar Sheinbaum dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari BBC.
Sheinbaum sebelumnya juga menuding bahwa kampanye untuk menggalang massa diperkuat oleh aktivitas bot di media sosial.
“Kami setuju dengan kebebasan berekspresi, tetapi masyarakat harus tahu siapa yang mempromosikan demonstrasi ini agar tidak ada yang dimanfaatkan,” kata dia.
Meski aksi protes membesar, Sheinbaum masih mempertahankan tingkat persetujuan publik di atas 70 persen pada tahun pertama pemerintahannya.
Ia juga mengklaim telah membuat kemajuan dalam memberantas perdagangan fentanyl, isu penting bagi Presiden AS Donald Trump.
Namun, kritik terus muncul karena kekerasan di Meksiko tetap tinggi dan hubungan dengan beberapa negara makin tegang.
Awal bulan ini, Kongres Peru menyatakan Sheinbaum sebagai persona non grata, keputusan yang muncul setelah Peru memutus hubungan diplomatik dengan Meksiko.
Langkah itu diambil menyusul keputusan pemerintah Meksiko memberikan suaka kepada mantan perdana menteri Peru yang menghadapi dakwaan terkait upaya kudeta tahun 2022.
Sumber: RMOL
