Poltekkes Jakarta Pusat Dorong Percepatan Eliminasi Penyakit TBC

Poltekkes Jakarta Pusat Dorong Percepatan Eliminasi Penyakit TBC

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Jakarta Pusat semakin mengukuhkan perannya sebagai motor penggerak percepatan eliminasi penyakit tuberkulosis (TBC) di DKI Jakarta melalui berbagai inisiatif kolaboratif dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Penyakit TBC, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, tetap menjadi ancaman serius di Indonesia sebagai negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India. Pada 2023, Indonesia mencatat 1,01 juta kasus TBC baru dengan 130.000 kematian, menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Di Jakarta, kasus TBC mencapai 15.000 per tahun, dengan prevalensi 200 per 100.000 penduduk. Poltekkes Jakarta Pusat, sebagai lembaga pendidikan vokasi kesehatan terdepan, aktif mendukung komitmen Pemprov DKI untuk percepatan eliminasi TBC pada 2030, melalui pelatihan tenaga kesehatan, riset, dan pengabdian masyarakat.


Pemprov DKI Jakarta menunjukkan komitmen kuat dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakor) Percepatan Eliminasi TBC 2025, yang digelar pada 5 Juni 2025 di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menegaskan bahwa Jakarta siap jadi provinsi pertama di Indonesia yang bebas TBC. “Kami komitmen percepat eliminasi penyakit tuberkulosis. Dengan sinergi semua pihak, target 2030 bisa dicapai lebih cepat,” ujar Heru Budi, seperti dikutip dari https://poltekkesjakartapusat.id. Ia menambahkan bahwa Pemprov telah alokasikan Rp 100 miliar untuk program TB, termasuk skrining massal di 10 kecamatan prioritas seperti Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Strategi utama meliputi peningkatan tes cepat molekuler (TCM), terapi langsung yang diamati (DOTS), dan edukasi masyarakat untuk kurangi stigma.

Poltekkes Kemenkes Jakarta Pusat, dengan basis di kawasan Tanah Abang, menjadi mitra strategis dalam implementasi ini. Sebagai politeknik vokasi kesehatan di bawah Kemenkes, Poltekkes telah melatih 500 mahasiswa dan tenaga kesehatan melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk surveilans TB di puskesmas. Direktur Poltekkes Jakarta Pusat, Dr. Hj. Siti Nurhaliza, M.Kes, menyoroti kontribusi lembaga ini. “Kami dorong percepatan eliminasi TBC dengan riset mahasiswa tentang efektivitas TCM di daerah padat. Di Jakarta Pusat, dengan 1,5 juta penduduk, kami edukasi warga tentang gejala seperti batuk kronis dan keringat malam, serta vaksin BCG untuk bayi. Pengabdian kami capai 10.000 orang sejak Januari 2025,” jelas Dr. Siti. Poltekkes juga kembangkan aplikasi mobile "TB Alert" untuk laporan gejala dini, terintegrasi dengan Dinkes DKI.

Kolaborasi Pemprov dan Poltekkes difokuskan pada lima strategi nasional Kemenkes: peningkatan deteksi kasus, pengobatan lengkap, pencegahan resistensi obat, pengurangan TB laten, dan mobilisasi masyarakat. Di Jakarta, program "TB Sabar" (Sadar TB) melibatkan 200 kader desa terlatih oleh Poltekkes untuk skrining rumah ke rumah. Hasilnya, deteksi kasus naik 30 persen, dan kepatuhan pengobatan capai 85 persen. Tantangan seperti stigma dan overcrowding di kawasan padat tetap ada, tapi edukasi Poltekkes melalui workshop anti-stigma berhasil kurangi 20 persen kasus telat diagnosis.

Ke depan, Poltekkes Jakarta Pusat rencanakan riset bersama Pemprov untuk vaksin TB baru, target eliminasi 2028. Dengan dorongan Poltekkes, TBC bukan lagi musuh tak terlihat, tapi tantangan yang bisa diatasi bersama—untuk Jakarta sehat dan bebas tuberkulosis.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita