GELORA.CO - Nama Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR RI, dan Ketua Harian DPP Partai Gerindra, semakin menguat dalam bursa calon presiden atau wakil presiden untuk Pemilu 2029.
Sejumlah pengamat menilai langkah politik Dasco dua tahun terakhir menunjukkan konsolidasi dan pengaruh yang makin luas, baik di internal partai, parlemen, maupun di tengah masyarakat.
Direktur Eksekutif Paradigma Research and Ideas Center (PRIC), Dedi Ermansyah menyebut, sinyal kemunculan Dasco sebagai capres bukan sekadar wacana.
Menurutnya, berbagai komunitas relawan di sejumlah daerah sudah mulai menyuarakan dukungan kepada tokoh asal Bandung tersebut.
"Saya melihat dinamika politik ini tidak muncul tiba-tiba. Banyak komunitas dan elemen masyarakat mulai mendeklarasikan dukungan untuk Dasco. Itu wajar, karena posisi dan perannya di politik nasional sangat menonjol,” ujar Dedi, kepada Harian Massa, Selasa (25/11/2025).
Dia menilai, Dasco sedang berada pada titik strategis karena memiliki pengaruh ganda: kuat di parlemen dan solid di internal Partai Gerindra.
"Selain memegang jabatan penting, dia juga sering menjadi jembatan dalam situasi politik yang membutuhkan komunikasi lintas kelompok. Itu modal penting bagi figur yang ingin naik ke level kontestasi nasional," ucapnya.
Jembatan Politik Pemerintahan Prabowo
Sepanjang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Dasco disebut berperan sebagai mediator dalam sejumlah isu nasional.
Mulai dari meredam kegaduhan kebijakan penghentian distribusi LPG 3 kg hingga menjadi penghubung dalam proses rehabilitasi hukum dua guru di Luwu Utara.
Menurut Dedi, kemampuan Dasco mengelola konflik sosial-politik membuatnya dilihat sebagai sosok yang mampu menjaga stabilitas.
"Dia punya gaya komunikasi yang cair dan bisa masuk ke berbagai kelompok, termasuk yang selama ini dikenal kritis terhadap pemerintah," jelasnya.
Dedi mencontohkan, pertemuan Dasco dengan tokoh-tokoh oposisi seperti Rocky Gerung, Jumhur Hidayat, dan Syahganda Nainggolan yang dinilai berhasil mencairkan tensi politik pasca Pemilu 2024.
Selain itu, Dasco juga memainkan peran penting dalam mempertemukan Presiden Prabowo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada momen Idulfitri 2025.
"Manuver semacam itu memperlihatkan kapasitas kepemimpinan dan jejaring tingkat tinggi. Tidak semua politisi bisa melakukan itu," sambung Dedi.
Dukungan Mulai Menguat
Gelombang dukungan dari berbagai daerah turut memperkuat posisi politik Dasco. Di Tegal, misalnya, sejumlah pemuda secara terbuka menyatakan dukungan agar Dasco maju sebagai capres 2029.
Selain itu, sejumlah organisasi pemuda dan elemen aktivis juga mulai menggaungkan nama Dasco.
"Saya menilai ini bagus sebagai bentuk konsolidasi awal menuju pembentukan basis relawan nasional," ucapnya.
Kesiapan Politik dan Posisi di Gerindra
Dalam struktur Partai Gerindra, Dasco dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Presiden Prabowo. Bahkan Prabowo beberapa kali menyebut Dasco dengan panggilan “Don” dan “si Kancil”, yang oleh sebagian kalangan dianggap sebagai bentuk kepercayaan sekaligus pengakuan terhadap kecerdikan politiknya.
Dedi menilai kepercayaan itu sangat menentukan bagi masa depan politik Dasco.
“Di Gerindra, loyalitas dan kedekatan personal dengan Ketua Umum adalah faktor penting. Dan Dasco saat ini berada dalam posisi yang sangat kuat,” ujarnya.
Meski demikian, Dedi mengingatkan bahwa kontestasi 2029 masih memerlukan konsolidasi internal.
“Jika Gerindra memutuskan mengusung kader sendiri pasca Prabowo, maka nama Dasco berada di garis terdepan,” tuturnya.
Selain aktif dalam politik, Dasco juga memiliki rekam jejak akademik yang panjang. Ia menjabat sebagai Rektor Universitas Kebangsaan Indonesia (UKI) dan dikenal sebagai tokoh yang aktif membangun pendidikan politik dan pengembangan SDM di kampus.
“Pengalaman akademis memberi keunggulan strategis. Ia tidak hanya memahami teori negara, tetapi juga kebijakan publik dan penerapannya. Itu membedakan Dasco dari banyak politisi lain,” kata Dedi.
Selain itu, belakangan muncul isu pembentukan wadah politik Partai Persatuan Indonesia (PPI) yang dikaitkan dengan Dasco ikut memperkuat spekulasi bahwa dirinya tengah menyiapkan kendaraan politik baru. Jika langkah ini benar, maka 2029 akan menjadi babak baru dalam karier politik Dasco, dari Wakil Ketua DPR menuju gelanggang kompetisi kepemimpinan nasional.
“Tren dukungan yang muncul dari berbagai daerah adalah sinyal awal. Ini menunjukkan bahwa simpati politik terhadap Dasco tidak hanya terpusat di elite, tetapi juga mulai tumbuh di tingkat akar rumput,” ujar Dedi.
Menurutnya, peluang Dasco sebagai capres 2029 semakin terbuka.
“Dia punya jaringan, pengalaman, kapasitas, dan sekarang mulai punya basis dukungan. Itu kombinasi penting untuk menjadi kandidat kuat pada Pilpres 2029,” pungkasnya.
