GELORA.CO -- Kisruh di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, kian bergulir setelah muncul kesaksian baru dari kalangan internal sekolah.
Seorang guru yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga dikenal memiliki sifat emosional dan mudah tersulut amarah.
“Beliau memang kadang emosinya cepat meluap,” ujar guru tersebut saat ditemui di lingkungan sekolah, Selasa (15/10/2025).
Seperti yang dilansir di Tibun Banten, pernyataan itu muncul di tengah penyelidikan dugaan kekerasan fisik terhadap seorang siswa berinisial ILP (17), yang kini duduk di bangku kelas XII.
ILP diduga menjadi korban penamparan oleh kepala sekolah setelah tertangkap merokok di lingkungan sekolah.
Kasus ini sontak mencuat ke publik setelah video pengakuan siswa beredar luas di media sosial.
Dalam video tersebut, ILP mengaku mendapat perlakuan kasar saat dipanggil oleh kepala sekolah. Unggahan itu pun menuai reaksi keras dari para siswa dan orang tua murid.
Tidak lama setelah video itu viral, sekitar 630 siswa melakukan aksi mogok sekolah sebagai bentuk protes.
Mereka menuntut kepala sekolah segera dicopot dari jabatannya dan meminta pemerintah turun tangan untuk menegakkan keadilan bagi korban.
Gubernur Banten Andra Soni sebelumnya telah memerintahkan agar kepala sekolah dinonaktifkan sementara selama proses investigasi berjalan.
Langkah itu kemudian mendapat dukungan dari Wakil Gubernur Achmad Dimyati, yang menilai bahwa tenaga pendidik semestinya bisa lebih sabar dan menahan diri saat menghadapi kesalahan siswa.
“Anak-anak kita kalau salah sebesar apa pun, guru harus bisa bijak dan sabar. Jangan sampai emosi mengalahkan akal sehat,” ujar Dimyati.
Sementara itu, pihak sekolah melalui kepala sekolah yang bersangkutan membantah tuduhan kekerasan.
Ia mengaku hanya menegur siswa secara spontan karena emosi melihat pelanggaran disiplin di lingkungan sekolah.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten telah menurunkan tim untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.
Pemerintah daerah menegaskan tidak akan mentoleransi segala bentuk kekerasan di dunia pendidikan, baik dilakukan oleh guru maupun kepala sekolah.
Kasus dugaan kekerasan di SMAN 1 Cimarga ini menjadi cerminan rapuhnya komunikasi antara pendidik dan peserta didik di sejumlah sekolah.
Dalam semangat pendidikan yang seharusnya membangun karakter dan kepercayaan, kekerasan dalam bentuk apa pun hanya akan meninggalkan luka yang mendalam bagi masa depan anak-anak
Sumber: Wartakota