Poltekkes Kapuas Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun: Cegah Penyakit melalui Kesadaran Masyarakat

Poltekkes Kapuas Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun: Cegah Penyakit melalui Kesadaran Masyarakat

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, semakin mengintensifkan upaya pencegahan penyakit menular melalui edukasi dasar yang sederhana namun efektif: cuci tangan pakai sabun (CTPS). Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Kapuas, sebagai lembaga pendidikan vokasi kesehatan terdepan di wilayah ini, aktif berkolaborasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kapuas dalam program sosialisasi yang inovatif. Pada 5 Desember 2025, RSUD Kapuas menggelar siaran radio edukatif bertajuk "Cuci Tangan, Selamatkan Nyawa" melalui RRI Pro 2 Palangkaraya, yang menjangkau ribuan pendengar di 12 kecamatan Kapuas. Program ini menjadi bagian dari Hari Cuci Tangan Sedunia yang diperingati setiap 15 Oktober, dengan fokus mendorong kebiasaan CTPS sebagai benteng utama melawan diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit yang sering mewabah di daerah sungai seperti Kapuas.


Direktur RSUD Kapuas, dr. H. Rahman, M.Kes, menekankan pentingnya CTPS sebagai langkah pencegahan primer. "Cuci tangan dengan sabun bukan hanya ritual, tapi senjata ampuh mencegah 40 persen kasus diare dan 20 persen ISPA pada anak-anak. Di Kapuas, di mana akses air bersih terbatas di pedalaman, edukasi ini krusial untuk kurangi angka morbiditas," ujar dr. Rahman, seperti dikutip dari https://poltekkeskapuas.org. Siaran radio berdurasi 30 menit ini menyiarkan pesan interaktif: langkah enam CTPS (basahi tangan, gunakan sabun, gosok telapak, punggung tangan, sela jari, kuku, bilas, keringkan), diselingi cerita sukses dari warga yang selamat dari wabah diare berkat kebiasaan CTPS.

Poltekkes Kemenkes Kapuas memainkan peran strategis dalam program ini. Sebagai mitra RSUD, Poltekkes menyumbang tim dosen dan mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat untuk produksi konten siaran. Direktur Poltekkes Kapuas, Dr. Hj. Siti Nurhaliza, M.Kes, menyatakan bahwa edukasi ini selaras dengan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Mahasiswa kami terlibat langsung dalam penyusunan materi, termasuk simulasi CTPS melalui audio visual. Di Kapuas, di mana banjir sering mencemari air, CTPS bisa tekan angka kematian anak hingga 50 persen," jelas Dr. Siti. Lebih dari 100 mahasiswa telah diterjunkan melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke 20 desa prioritas, mendampingi posyandu untuk demo CTPS dan distribusi sabun gratis. Hasilnya, survei awal menunjukkan peningkatan kepatuhan CTPS dari 45% menjadi 72% di kalangan ibu rumah tangga.

Program siaran radio ini inovatif karena menjangkau daerah terpencil seperti Kecamatan Basarang dan Tangah, di mana sinyal internet lemah tapi radio masih jadi media utama. Konten mencakup tips CTPS untuk anak sekolah, pencegahan penyakit kulit musiman, dan peran keluarga dalam membangun kebiasaan sehat. "CTPS adalah investasi murah untuk kesehatan mahal. Satu menit cuci tangan bisa selamatkan satu nyawa," pesan dr. Rahman dalam siarannya. Poltekkes juga mengintegrasikan edukasi ini ke kurikulum, dengan modul CTPS berbasis lokal seperti penggunaan sabun dari minyak kelapa sawit Kapuas.

Ke depan, Poltekkes Kapuas berencana ekspansi ke kampanye CTPS di pasar tradisional dan sekolah, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Dengan kolaborasi RSUD dan Poltekkes, Kapuas bukan lagi daerah rawan infeksi, tapi model pencegahan nasional. Cuci tangan pakai sabun bukan sekadar gerakan—itu adalah gerakan selamatkan generasi sehat di Kalimantan Tengah.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita