GELORA.CO - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan peringatan keras kepada Israel jika kembali melakukan genosida terhadap warga Gaza. Erdogan menegaskan Israel akan membayar dengan harga yang sangat mahal jika kekejian itu berulang.
Israel dan Hamas pada Rabu lalu menyepakati gencatan senjata, bagian dari tahap pertama rencana perdamaian yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tahap pertama dari rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina, penarikan pasukan Israel ke garis yang disepakati, serta pengiriman bantuan kemanusiaan, serta rekonstruksi.
Erdogan menegaskan, Turki telah dan akan terus melakukan segala upaya untuk membantu memulihkan perdamaian, keamanan, serta stabilitas di Gaza secepat mungkin.
"Yang terpenting saat ini adalah memastikan bahwa perjanjian tersebut diimplementasikan dengan tuntas," kata Erdogan, seraya menambahkan, negaranya akan berkontribusi aktif dalam proses tersebut, seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (11/10/2025).
Gaza, lanjut Erdogan, sudah terlalu lama menderita. Warga setiap hari menyaksikan pertumpahan darah dan pembantaian.
"Perdamaian harus diberi kesempatan, dan semua tindakan sabotase harus dihindari," ujarnya.
Erdogan menyebut kesepakatan gencatan senjata tersebut sebagai langkah besar menuju perdamaian abadi meski ada tantangan di depan.
“Pintu menuju perdamaian abadi di Gaza telah terbuka. Kami bisa sampaikan, tidak ada lagi pertumpahan darah,” katanya.
Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, telah mengumumkan periode 72 jam bagi Hamas untuk membebaskan sandera Israel di Gaza, menyusul berlakunya gencatan senjata pada Jumat (10/10/2025) siang waktu setempat.
Komando Pusat (CENTCOM) AS, misi militer AS di Timur Tengah, mengonfirmasi bahwa tentara Israel telah menyelesaikan penarikan tahap pertama ke garis kuning. Berdasarkan kesepakatan, setelah itu Hamas diwajibkan membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup dan 28 lainnya yang tewas secara bertahap.
Sementara Israel akan membebaskan 250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup serta 1.700 lainnya yang ditangkap selama perang Gaza 7 Oktober 2023.
Sumber: inews