Dituding Penyimpangan Seksual, Ibu Prada Lucky Sampai Sujud Minta Tolong Pangdam

Dituding Penyimpangan Seksual, Ibu Prada Lucky Sampai Sujud Minta Tolong Pangdam

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Di tengah kasus penyiksaan Prada Lucky hingga meninggal, tersiar kabar ada dugaan penyimpangan seksual.

Mendengar isu itu, Sepriana Paulina Mirpey, ibu Prada Lucky sampai berlutut pada Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto.

Sepriana memohon agar tak ada fitnah tentang anaknya.

Selain itu Sepriana juga membongkar skenario di balik kematian Prada Lucky Namo pada Pangdam.


Prada Lucky Namo tewas setelah disiksa senior di Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere d Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam kematiannya beredar isu bahwa Lucky dianiaya senior atas dasar penyimpangan seksual.

Kakak Lucky, Lusi Namo menegaskan isu tersebut merupakan fitnah.


"Tidak benar, tidak terbukti. Adik saya itu selama ini laki-laki normal dan bergaul dengan siapa saja," kata Lusi.

Lusi meyakini isu tersebut disebar guna menutupi tindakan keji yang dilakukan terhadap adiknya.

"Pastinya itu untuk menutupi air mereka karena sudah siksa adik saya sampai meninggal. Ini kan (isu penyimpangan seksual) tidak tertangkap tangan. Mana buktinya ?" tegas Lusi Namo.


Sementara ibu Lucky, Sepriana Paulina Mirpey sampai berlutut memohon pada Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto.

Ia memohon, meminta agar tak ada lagi fitnah terhadap Lucky Namo.


"Saya berlutut di bapak, saya mohon bapak, saya seorang ibu bapak, saya mohon bapak butuh keadilan untuk anak saya bapak. Bapak tolong jangan ada fitnah lagi, tolong anak saya sudah meninggal, saya mohon, saya seorang ibu. Tolong. Anak saya penopang hidup saya, kebanggaan saya," katanya.

Sepriana menekankan ia rela jika anaknya gugur di medan perang.

"Saya jadikan dia untuk TNI bapak. Kalau mati di medan perang boleh bapak tapi ini oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, bapak tolong. Saya mohon bapak dia masih punya adik dua orang lagi bapak," katanya.

 Menurutnya Prada Lucky Namo berusaha keras membahagiakan orang tua dan keluarganya.

"Saya sedih bapak, saya punya kebanggaan saya suka saya senang lihat dia pakai loreng, om Jul tahu. Bisa stres gara-gara ini bapak. Impian saya dan anak saya itu bapak. Dia pengen bahagiakan saya dan punya andik-adik, adiknya masih kecil bapak. Terus siapa yang mau jadi tilang punggung saya sekarang bapak, anak saya sudah tidak ada," katanya.


Sepriana mengatakan hanya bisa berharap meminta keadilan pada pemimpin tertinggi di TNI.

"Terus saya mau berteriak sama siapa, Harapan saya hanya bapak Pangdam, Panglima, Bapak Presiden, saya mohon semua pelaku tidak pandang bulu semuanya ditindak," katanya.

Ia bahkan mengungkap skenario di balik kematian Prada Lucky Namo.

"Itu ada skenario sehingga anak saya sampai dibuat seperti itu. Saya diputus kontak seorang ibu dengan anak diputus kontak sakit bapak. Saya ke sana dia keadaan koma," katanya.

Sementara Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto menerangkan kini 20 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian Prada Lucky Namo

"20 tersangka yang sudah ditahan dan kemudian akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan selanjutnya," katanya.

Mayjen TNI Piek Budyakto merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1991.

Ia menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana sejak Maret 2025 sesuai dengan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/333/III/2025.

Sebelum menjadi Pangdam, ia menjabat sebagai Dirjen Potensi Pertahanan (Potihan) di Kementerian Pertahanan (2024–2025). Sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Sahli Bidang Ekonomi Kemhan (2023–2024), Kasdam V/Brawijaya (2022–2023), Aslog Kaskostrad (2020–2022), dan menempati berbagai posisi di Makostrad dan Mabesad.

Menurutnya ada satu orang perwira yang menjadi tersangka dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.

"Ada satu orang perwira," katanya.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengungkap motif di balik kematian Prada Lucky.

 Menurutnya Lucky disiksa bukan karena ada penyimpangan seksual.

Ia mengatakan kekerasan terhadap Lucky Namo berawal dari kegiatan pembinaan prajurit TNI.

"Motif saya sudah sampaikan semuanya atas dasar pembinaan. Kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit," katanya.

Namun proses pembinaan justru membuat Prada Lucky Namo kehilangan nyawa.

Menurutnya bukan hanya Lucky, ada sejumlah prajurit TNI yang turut dalam proses pembinaan dengan rentang waktu berbeda.

Proses tersebut melibatkan sejumlah prajurit.

"Kita perlu mendalami beberapa hal yang nanti akan menjadi esensi pemeriksaan terhadap para tersangka. Tapi saya katakan bahwa kegiatan pembinaan prajurit itu mendasari suatu hal terhadi pada masalah ini," katanya

Sumber: Wartakota 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita