GELORA.CO - Mantan Menpora sekaligus praktisi telematika, Roy Suryo yakin betul bahwa perubahan sikap Prof Sofian Effendi terkait dugaan Ijazah Palsu Jokowi (Joko Widodo) adalah bentuk pembungkaman. Sebab ia mengaku mendapatkan kabar sendiri soal operasi tersebut.
“Baru saja saya dapat kabar dari Jogja, bahwa sedang ada upaya membungkam Prof Sofian Effendi karena berani buka suara soal ijazah Jokowi,” kata Roy Suryo dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (18/7/2025).
Ia pun memaklumi ketika publik akhirnya bertanya-tanya tentang perubahan sikap Sofian Effendi tersebut, apalagi perubahan terbilang mendadak dan sangat drastis.
“Sehari sebelumnya bicara terang soal skandal ijazah palsu, sehari kemudian berubah drastis. Wajar publik bertanya, ada apa di balik ini?,” ujarnya.
Sepengetahuan dirinya, Sofian Effendi bukan orang yang mudah mencla-mencle dalam menyampaikan sebuah argumentasi dan pendapat. Terlebih selain ia merupakan mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) di mana ia masih menjadi civitas akademika di kampus tempat Jokowi kabarnya pernah kuliah. Sofian juga merupakan seorang peneliti yang pernah dipercaya menjadi tim utama riset di Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) di era order baru.
“Dia Guru Besar Ilmu Administrasi Negara, eks Kepala BKN, lulusan Pittsburgh AS dengan gelar PhD. Sosok yang sangat kredibel,” tukas Roy.
Termasuk ketika bicara soal sejarah ijazah Jokowi yang sempat diklaim mencurigakan. Mulai dari diduga pernah dicetak di percetakan umum yang ada di Pasar Pramuka Pojok Jakarta Pusat, hingga soal kripsi Jokowi yang aneh di UGM.
“Orang seperti beliau bukan tipe yang asal bicara. Kalau sudah menyampaikan sesuatu, biasanya sudah paripurna. Pasti sudah dikaji dan diyakini kebenarannya,” sebutnya.
Oleh sebab itulah, ia meyakini betul bawah ada operasi Geng Solo yang tengah berjalan dan sedang membidik Prof Sofian Effendi, sehingga akhirnya mengeluarkan statemen yang sangat kontraproduktif dari keyakinan sebelumnya.
“Perubahan beliau itu bukan tidak mungkin ada tangan-tangan jahat yang masih bermain dan cawe-cawe,” pungkas Roy.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa pada hari Kamis, 17 Juli 2025, Rektor UGM periode 2002-2007 Prof Sofian Effendi menyampaikan surat pernyataan yang berisi penarikan ucapan atas apa yang telah ia sampaikan dalam sebuah podcast yang dihadiri Rismon Sianipar.
Bahkan Prof Sofian meminta secara khusus kepada channel “Langkah Update” untuk menurunkan video yang menampilkan dirinya itu.
“Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal Youtube tersebut ditarik dari peredaran,” kata Sofian Efffendi.
Lebih lanjut, ia pun menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada siapa pun yang merasa tersinggung dengan ucapannya di dalam video tersebut.
“Saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut. Demikian pernyataan saya dan sangat berharap wacana tentang ijazah tersebut dapat diakhiri. Terima kasih,” pungkas Prof Sofian.
Sumber: holopis