Kebutuhan darah yang terus meningkat untuk keperluan medis, seperti operasi, penanganan kecelakaan, dan pengobatan penyakit kronis, menjadi tantangan besar di Indonesia, termasuk di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Untuk mendukung ketersediaan stok darah dan menumbuhkan kepedulian sosial, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Padang menyelenggarakan kegiatan donor darah bertajuk “Setetes Darah untuk Nyawa” di Solok Selatan. Kegiatan ini melibatkan ratusan mahasiswa, dosen, dan masyarakat setempat, dengan harapan mendorong budaya mendonorkan darah secara rutin sebagai wujud solidaritas bagi mereka yang membutuhkan.
Acara yang digelar di aula kecamatan setempat ini bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Solok Selatan dan Dinas Kesehatan. Mahasiswa Poltekkes berperan aktif dalam sosialisasi manfaat donor darah, pemeriksaan kesehatan pendonor, hingga pendampingan proses pengambilan darah. Kegiatan ini menargetkan minimal 100 kantong darah untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit dan unit transfusi darah di wilayah tersebut. Selain itu, Poltekkes juga mengedukasi masyarakat tentang syarat donor darah, seperti usia 17-60 tahun, berat badan minimal 45 kg, dan kondisi tubuh yang sehat, untuk memastikan proses donasi aman bagi pendonor maupun penerima.
Donor darah tidak hanya membantu menyelamatkan nyawa, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonor, seperti meningkatkan produksi sel darah baru dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Melalui penyuluhan door-to-door dan kampanye di media sosial, mahasiswa Poltekkes mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk rutin mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. “Satu kantong darah bisa menyelamatkan hingga tiga nyawa. Ini adalah cara sederhana untuk berbagi kehidupan,” ujar salah satu koordinator mahasiswa Poltekkes di sela kegiatan.
Bupati Solok Selatan, dalam sambutannya saat membuka acara, mengapresiasi inisiatif Poltekkes yang tidak hanya fokus pada pendidikan akademik, tetapi juga berkontribusi nyata dalam membangun kesadaran kesehatan masyarakat. “Donor darah adalah bentuk kepedulian sosial yang mulia. Kami berharap kegiatan ini menjadi pemicu bagi masyarakat untuk menjadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup sehat,” katanya.
Kegiatan ini juga menjadi ajang pembelajaran bagi mahasiswa Poltekkes Solok Selatan untuk memahami pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani isu kesehatan masyarakat. Dengan semangat gotong royong, Poltekkes berharap Solok Selatan dapat memiliki stok darah yang memadai dan masyarakat yang semakin peduli terhadap sesama. Program donor darah ini diharapkan berlanjut secara berkala, menciptakan dampak jangka panjang bagi kesehatan dan solidaritas sosial di Solok Selatan.