GELORA.CO - Viral di media sosial kisah seorang asisten rumah tangga (ART) yang mendadak kaya raya dan menjadi miliuner.
Sosok ART itu rupanya sudah 17 tahun mengabdi dengan jujur sehingga sang majikan sangat memercayainya.
Kisah ART mendapat warisan harta senilai Rp 22 miliar ini rupanya mengandung kisah pilu di baliknya.
Pasalnya, sang majikan meninggal dunia dengan cara mengakhiri hidup, lantaran depresi setelah divonis mengidap penyakit serius.
Setelah pengusaha wanita asal Thailand ini meninggal, surat wasiatnya pun dibacakan, satu di antaranya berisi warisan untuk sang ART.
Pengusaha bernama Catherine ini mengakhiri hidup di samping kolam renang di villa mewahnya di Koh Samui, Thailand, menggunakan senjata api.
Catherine memilih untuk mengakhiri hidup setelah divonis mengidap penyakit kanker.
Sudah merencanakan kematiannya, Catherine diketahui juga telah menyiapkan warisan.
Siapa sangka, sosok bukan keluarga sedarah yang mendapatkan bagian warisan itu justru ART-nya.
Catherine diketahui memiliki banyak aset hingga vila yang ia sewakan.
Seluruh harta yang ia miliki senilai 100 juta baht (sekitar 44 miliar) ia wariskan kepada asisten rumah tangga dan mantan suaminya.
Masing-masing dari mereka mendapatkan setengah bagian.
Sang asisten rumah tangga bernama Bibi Tim ini sudah 17 tahun bekerja dengan Catherine.
Kabar Catherine mengakhiri hidup ini sempat menuai tanda tanya lantaran kamera CCTV di tempat kejadian tampaknya telah dirusak.
Polisi yang menyelidiki pun kesulitan hingga akhirnya mempertimbangkan bahwa penyakit kanker yang diidap Catherine sebagai penyebab ia memilih untuk mengakhiri hidup.
Terlebih salah satu vila milik Catherine sempat terjadi insiden perampokan sebelumnya.
Bibi Tim yang diwawancana mengaku bekerja dengan Catherine atas rekomendasi temannya.
Dikutip TribunJatim.com dari The Thaiger, Catherine yang membangun usaha persewaan kamar akhirnya bisa mengembangkannya menjadi resort dan vila.
Bibi Tim pun membantu Catherine mengurusi kebersihan vila-vilanya tersebut.
Sekitar 12 tahun lalu, Catherine membeli tanah di Koh Samui untuk ia bangun lima vila, termasuk satu vila yang menjadi tempat tinggalnya.
Bibi Tim bersama mantan suami Catherine, Vincent, berperan penting dalam mengelola pembangunan dan pemeliharaan properti ini.
Sehari sebelum kejadian, Bibi Tim menjalankan tugas bersih-bersih seperti biasa, padahal saat itu adalah hari ulang tahunnya.
Catherine bahkan sempat mendoakan kebahagiaannya.
Keesokan paginya, petugas kebersihan kolam memberi tahu Bibi Tim tentang penemuan mengejutkan itu.
Catherine terbaring tak bernyawa di tepi kolam dengan luka tembak di pelipisnya dan kamera CCTV mengarah ke sana.
Seorang tukang kebun yang hadir di tempat kejadian menemukan pistol di samping tubuh Catherine dan segera memanggil polisi.
Catherine juga mengirimi Bibi Tim pesan yang mirip dengan instruksi terakhir, mirip dengan surat wasiat.
Wasiat terakhir Catherine, yang dibacakan oleh Bibi Tim dan seorang teman dari brankas Catherine, sangat mengejutkan.
Dia meninggalkan vila, tanah di sebelahnya, mobil mewah, perhiasan, dan sejumlah uang di bank yang dirahasiakan kepada Bibi Tim.
Semuanya diketahui berjumlah hampir 50 juta baht (sekitar 22 miliar).
Selain itu, Catherine mewariskan dan mempercayakan dua vilanya yang lain kepada mantan suaminya, Vincent.
Bukan hanya itu, Catherine juga percaya dan meminta Bibi Tim untuk merawat tiga kucing kesayangannya.
Bibi Tim yang terharu dengan kebaikan hati Catherin pun bersumpah akan mengatur pemakaman dengan biaya sebesar 500 ribu baht (sekitar Rp 216 juta) yang telah ditransfer Catherine.
Bibi Tim masih ragu tentang masa depan vila tersebut tetapi yakin dia tidak akan menjualnya, begitu pula mobil mewah yang dihadiahkan untuknya.
Mengenai motif mengakhiri hidup, Catherine diduga stres setelah divonis mengidap kanker.
Terlebih ia kerap menceritakan penyakitnya tersebut kepada Bibi Tim.
Dalam pesan terakhir yang ditulis dalam bahasa Prancis, Catherine menyatakan kepercayaannya pada kejujuran Bibi Tim dan menginstruksikannya tentang pengaturan akhir atas harta warisan dan keinginan pribadinya.
Pesan tersebut juga mencakup instruksi untuk memberi tahu teman dan kerabatnya di Prancis tentang kematiannya.
Hari-hari terakhir Catherine terekam oleh CCTV vila pada 28 April, menunjukkan dia sedang mengetik apa yang diyakini sebagai surat wasiatnya di laptopnya.
Dia kemudian masuk ke dalam rumah, merusak kamera pengintai menggunakan pel lantai, dan kemudian ditemukan tewas, dilaporkan oleh Khaosod.
Akhir tragis dari kehidupan yang penuh dengan kesuksesan dan penderitaan ini telah membuat komunitas berduka dan seorang pengurus rumah tangga yang setia mendapat warisan yang tidak terduga.
Sumber: wow