MUI: Abstain di DK PBB Tanda AS Kian Terpojok secara Internasional soal Palestina

MUI: Abstain di DK PBB Tanda AS Kian Terpojok secara Internasional soal Palestina

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof. Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan posisi Amerika Serikat semakin terpojok di dunia internasional, sehingga negara adidaya itu mengambil sikap abstain atas resolusi DK PBB terkait Palestina.

“Abstainnya AS di luar dugaan. Perubahan sikap yang membuat Israel kecewa. Perbedaan sikap yang sebenarnya sudah terlihat, ketika Israel terus menyerang Jalur Gaza, yang menimbulkan kecaman dunia internasional. Posisi AS dalam kesulitan besar, maka abstain dianggap jalan paling aman dari pilihan-pilihan yang sangat berisiko di mata Israel dan dunia internasional,” ujar Sudarnoto dalam keterangan di Jakarta, Kamis (28/3/2024).

Resolusi Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Jalur Gaza sepanjang Ramadan disetujui pada Senin (25/3/2024).

Sudarnoto mengatakan dalam Keputusan Resolusi PBB sebanyak 14 negara menyetujuinya dan Amerika Serikat menyatakan abstain, dengan demikian tidak melakukan veto atas resolusi tersebut.

“Sikap Amerika Serikat ini di luar dugaan, di mana sebelum-sebelumnya Amerika Serikat selalu menggunakan veto. Ini menunjukkan bahwa ada detak-detak yang sangat penting dalam sejarah hukum internasional. Tentu saja sikap Amerika Serikat ini sangat mengecewakan pihak Israel,” ujar dia.

Abstainnya AS dalam resolusi PBB ini membuat Benjamin Netanyahu kecewa sehingga Perdana Menteri Israel itu pun membatalkan utusan kunjungannya ke AS untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden dalam rangka membahas Gaza atau Palestina, lanjut Sudarnoto.

"Ini menurut saya merupakan bentuk perubahan sikap Amerika Serikat terhadap peristiwa yang terjadi di Palestina, khususnya di Gaza. Sebetulnya sinyal-sinyal terjadinya perbedaan sikap antara Amerika dengan Israel sudah mulai terlihat sejak Israel berkeras hati untuk terus melakukan penyerangan, penghancuran, dan genosida di Gaza," tutur Sudarnoto.

Ia mengatakan Amerika Serikat kali ini berhati-hati, yaitu dengan mengikuti ekspektasi masyarakat internasional, terutama penghentian genosida yang dilakukan Israel di Gaza.

Sikap abstainnya AS, lanjut dia, juga menunjukkan bahwa negeri Paman Sam itu mempertimbangkan tuntutan dari banyak negara untuk menghentikan kekejaman Israel di Gaza.

Selain itu, Sudarnoto mengatakan bahwa tekanan publik kepada pemerintah AS cukup tinggi terkait apa yang terjadi di Gaza.

“Tekanan publik di AS cukup tinggi di tengah masa-masa penting seperti sekarang ini yaitu suksesi menjelang pemilu Presiden 2024,” kata dia.

Dia menekankan isu kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu genosida yang ditujukan kepada Israel membuat Amerika Serikat kehilangan kepercayaan publik secara internasional.

Secara moral di mata publik, tegas Sudarnoto, Amerika Serikat sudah runtuh.

Amerika Serikat, lanjut dia, tentu saja tidak mau semakin kehilangan momentum untuk meruntuhkan diri di masyarakat internasional baik dalam moral maupun dalam konteks lain karena hal itu dapat berdampak luas baik dalam politik, keamanan, termasuk implikasi kemanusiaan bahkan ekonomi.

Jika Amerika Serikat terus mendukung Israel, maka AS akan mengalami situasi yang semakin berat baik secara internal maupun internasional.

Di sisi lain, lanjut Sudarnoto, jika Israel masih terus menyerang penduduk Gaza, bisa jadi AS akan mengurangi bahkan menghentikan dukungan militernya.

Setelah Resolusi DK PBB ini, ia berharap bahwa ke depannya tidak ada lagi pembunuhan maupun genosida di Gaza. “Bahkan seluruh pasukan Israel harus mundur,” kata dia.

Sumber: inilah.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita