Dilihat melalui unggahan YouTube Sahabat Alstro, Senin, 26 Februari 2024, mulanya ibu tersebut mendatangi kosan didampingi anak laki-lakinya.
Keduanya kemudian mendatangi salah satu kamar kos hingga didapati anak perempuannya sedang bersama tiga orang laki-laki di dalam kamar berukuran sekitar 3x3 itu.
Sebagai orang tua, ibu itu sontak histeris saat mengetahui anak perempuannya berada di sana. Dia lantas menanyakan kepada sang anak, apa yang ia perbuat di kamar kos tersebut.
Ibu itu kemudian meminta anak perempuannya untuk pulang. Namun, sang anak enggan menuruti kemauan sang ibu dan lebih memilih tinggal bersama kekasihnya serta 2 teman kekasihnya di kos.
"Aku yang melahirkan kau," kata sang ibu.
"Ini aku belikan, sampai ngutang biar kau bisa sekolah," kata sang ibu sambil memungut ponsel sang anak yang tergeletak.
Ibu itu tampak larut dalam kesedihan dan rasa kecewa terlebih ketika sang anak terus menolak saat dibujuk untuk pulang bersamanya.
Ibu itu juga sempat bertanya kepada seorang laki-laki mengapa anaknya tidak disuruh pulang. Namun, anaknya langsung menjawab bahwa tinggal di sana merupakan kemauannya sendiri.
Informasi dihimpun, penggerebekan ini diduga telah terjadi beberapa tahun lalu di salah satu rumah kos milik warga di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
Namun, belum diketahui kronologi dan kapan waktu penggerebekan ini dilakukan. Hingga kini, video itu telah ditonton lebih dari 1,8 juta kali dan dipenuhi berbagai komentar dari warganet.
Tidak sedikit warganet yang berharap agar si ibu diberi kekuatan dan sang anak diberi keselamatan agar terhindar dari hal yang dapat merusak masa depannya.
“Semoga ibunya diberi "kekuatan" dan tak bosan bosannya mengingatkan anaknya.....bahwa apa yg dilakukan anaknya sudah melewati "batas".....semoga anaknya cepat mendapatkan "hidayah",” komentar salah seorang warganet.
“Kasian kali betapa hancurnya hati kedua orang tua anak perempuan ini, terutama sang ibu yg melahirkannya. Moga aja ibunya tetap tabah,dan sih anak jadi nurut lagi ke ortu,” ucap warganet.
Sumber: viva