Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menjelaskan, Prabowo-Gibran meraih 51,8 persen dukungan di kalangan etnis Jawa dan 56,3 persen di etnis sunda. pemilih dari etnis Jawa dan Sunda proporsinya 58,8 persen dari total pemilih Pemilu 2024.
Pasangan Prabowo-Gibran, lanjut dia, juga unggul atau meraih elektabilitas di atas 50 persen di kalangan etnis yang proporsinya lebih kecil, yakni Melayu, Madura, Bugis, Batak, dan etnis lainnya. Namun, elektabilitas pasangan tersebut tidak unggul di kalangan pemilih beretnis Minangkabau dan Betawi.
"Prabowo-Gibran unggul hampir di semua segmen masyarakat, kecuali di Etnis Minang dan Betawi," kata Adjie saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Jumat (9/2/2024).
Di kalangan pemilih beretnis Minangkabau, kata dia, Prabowo-Gibran hanya mendapatkan dukungan 20,6 persen. Dukungan terbesar didapatkan pasangan Anies-Muhaimin, yakni 73,9 persen. Pemilih beretnis Minang yang mendukung Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada alias nol persen.
Di kalangan pemilih beretnis Betawi, ujar Adjie, Prabowo-Gibran hanya mendapatkan dukungan sebesar 15 persen. Dukungan terbesar dari etnis yang banyak mendiami Jabodetabek ini juga didapatkan Anies-Muhaimin, yakni 62,1 persen. Adapun Ganjar-Mahfud mendapat dukungan sebesar 22,8 persen.
Adjie mengatakan, secara keseluruhan, elektabilitas Prabowo-Gibran unggul dibanding dua kompetitornya. Tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran 53,5 persen, Anies-Muhaimin 21,7 persen, dan Ganjar-Mahfud 19,2 persen. Lalu ada 5,5 persen responden tidak menjawab/rahasia.
"Dengan elektabilitas 53,5 persen, artinya Prabowo-Gibran terbuka peluangnya untuk menang di Pilpres 2024 pada 14 Februari nanti dengan satu putaran saja," ujar Adjie.
Survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024. Survei dilakukan lewat wawancara tatap muka terhadap 1.200 yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling). Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen.
Sumber: republika