Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Padang mengimbau masyarakat di Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kabut asap yang kini menyelimuti wilayah tersebut. Imbauan ini menyusul laporan dari laman Harian Singgalang yang menyebutkan kualitas udara di Dharmasraya masuk kategori tidak sehat akibat kabut asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tetangga, terutama Provinsi Jambi.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang, konsentrasi partikel PM2.5 di Dharmasraya mencapai 284,6 mikrogram per meter kubik, jauh di atas ambang batas aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 mikrogram per meter kubik. Kabut asap ini menyebabkan jarak pandang terbatas dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), iritasi mata, dan asma. Poltekkes menekankan pentingnya langkah pencegahan untuk melindungi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.
Melalui program studi kesehatan masyarakat, Poltekkes bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Dharmasraya untuk mengedukasi warga tentang cara menghadapi kabut asap. “Gunakan masker KF94 atau KN95 saat beraktivitas di luar ruangan, kurangi aktivitas outdoor, dan pastikan ventilasi rumah tertutup untuk mencegah asap masuk,” ujar Dr. Rina Susanti, dosen Poltekkes. Masyarakat juga diimbau menjaga hidrasi dengan minum air putih dan mengonsumsi buah kaya vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Kepala Dinas Kesehatan Dharmasraya, dr. Rahmadian, melaporkan adanya peningkatan kasus ISPA di puskesmas setempat, meski belum signifikan. Untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut, Poltekkes bersama dinas kesehatan membagikan masker gratis di nagari-nagari dan mengadakan penyuluhan di sekolah-sekolah. Pemkab Dharmasraya juga telah meliburkan sekolah pada 17–19 September 2019 sebagai langkah preventif, dan kebijakan serupa mungkin diterapkan kembali jika kondisi memburuk.
Poltekkes Pulau Punjung juga mendorong masyarakat untuk memantau kualitas udara melalui aplikasi seperti IQAir atau situs BMKG. “Jika gejala seperti sesak napas atau mata perih muncul, segera konsultasi ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” tambah Dr. Rina. Dengan kolaborasi lintas sektor, Poltekkes berharap masyarakat Pulau Punjung dapat terlindungi dari dampak kabut asap dan menjaga kesehatan di tengah kondisi udara yang tidak sehat ini.