Viral Video M*sum dengan Gadis WNI di Gudang Tambang Konawe, TKA China Dideportasi

Viral Video M*sum dengan Gadis WNI di Gudang Tambang Konawe, TKA China Dideportasi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Video mesum yang diperankan oleh seorang tenaga kerja asing (TKA) dengan karyawati asal Indonesia di gudang milik salah satu perusahaan tambang di kawasan industri Nikel Morosi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), viral di media sosial.

Ada dua video yang tersebar, yakni video berdurasi 3 menit 26 detik dan 2 menit 51 detik.

Dalam dua video itu, tampak seorang pria dan wanita melakukan perbuatan mesum di salah satu gudang di perusahaan tambang di Morosi.

Kapolsek Bondoala, Konawe, AKP Agus Darmanto membenarkan perihal video porno itu. Ia menjelaskan bahwa pria dalam video itu adalah seorang TKA asal China yang bekerja di Divisi Workshop Jetty inisial W, sedangkan pemeran wanitanya adalah juru bicara di perusahaan tambang nikel itu.

Wanita berinisial L (37) berasal Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.

" Video itu diambil dari ventilasi, dan kejadiannya bukan bulan ini. Baru tersebar pada 17 Mei 2023, lokasi kejadian di gudang workshop perusahaan," ungkap AKP Agus Darmanto kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2023).

Setelah mengetahui hal itu, lanjut Kapolsek Bondoala, pihak kemudian berkordinasi dengan pihak HRD perusahaan.

Pihak perusahaan menyatakan keduanya telah melakukan tindakan asusila di lingkungan perusahaan dan sesuai aturan keduanya dikenakan pelanggaran berat atau dipecat.

"Prianya dideportasi dan wanita sementara mengurus resign, dan akan kembali ke Kepri," terang AKP Agus Darmanto.

Pihak juga telah menyarankan kepada sang wanita untuk membuat laporan keberatan di subdit Cyber Crime Polda Sultra, namun kata Kapolsek, L masih fokus mengurus proses resign dari perusahaan.

Masih kata Agus, saat ini pihaknya tengah memburu pelaku perekam sekaligus penyebar video mesum tersebut.

"Belum bisa kami simpulkan siapa pelaku perekam juga penyebar video itu, namun kami masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan rekan satu divisi dari TKA terlebih dahulu. Baru ke karyawan lain, biasanya ada yang keceplosan itu," tutup AKP Agus Darmanto.

Sumber: kompas.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita