Penembakan di Kantor MUI Terjadi saat Rapat Bahas Hal Sensitif soal Saf Shalat Tak Lazim

Penembakan di Kantor MUI Terjadi saat Rapat Bahas Hal Sensitif soal Saf Shalat Tak Lazim

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Jalan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, terjadi saat rapat pimpinan (rapim) perdana usai Idul Fitri 1444 Hijriyah. 

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa, Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, rapat itu rutin dilaksanakan setiap pekan untuk membahas agenda keumatan hingga terjadi penembakan di Kantor MUI.

Selain itu, Asrorun Ni'am Sholeh menambahkan rapim tersebut membahas mengenai perbedaan afiliasi dan preferensi politik.

"Salah satunya persiapan halal bi halal, komitmen merajut kebersamaan, dan gimana semangat ukhwah ini bisa jadi etos kami bersama di dalam mewujudkan harmoni dan juga kebersamaan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Ni'am saat ditemui di depan Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023).

"Terlebih dalam bulan-bulan politik yang tentu menguras energi. Gimana Idul Fitri ini bisa menyatukan kami sekalipun ada berbagai perbedaan afiliasi dan perferensi politik," imbuhnya. 

"Ini salah satu yang dibahas tadi, di samping juga membahas dinamika keagamaan kontemporer satu sampai dua pekan terakhir," ungkap Ni'am. 

Kendati begitu, Ni'am tak berani berspekulasi bahwa insiden penembakan tersebut ada kaitannya dengan agenda rapat hari ini.

Dia lebih memilih menyerahkan kasus tersebut sepenuhnya kepada aparat penegak hukum, agar lebih terang benderang.

"Karena agendanya (rapat), salah satunya cukup sensitif karena membahas masalah keagamaan yang muncul di publik beberapa waktu ini," ucap Ni'am.

Menurutnya, sederet agenda sensitif tersebut di antaranya mengenai tata cara salat, tata cara azan, dan beberapa masalah publik lain yang butuh respon keagamaan.

"Saya kira pasca Idul Fitri kemarin muncul diskusi terkait azan dengan tata cara yang tidak umum dikenal oleh masyarakat muslim Indonesia," tutur Ni'am.

"Kemudian posisi saf salat dan sejenisnya itu jadi salah satu tema bahasan. karena salah satu tugas MUI adalah memberikan penjelasan, panduan, dan bimbingan keagamaan agar sesuai dengan prinsip keagamaan dan dalam rangka itulah rapat tadi dibahas dan dilaksanakan," ujar dia.

Ni'am pun secara tegas mengatakan tidak ada kejanggalan apapun yang terjadi sebelum insiden penembakkan tersebut. Bahkan, pihaknya masih menjalankan aktivitas pekerjaan seperti biasanya.

"Masalah ini memang menyita waktu untuk klarifikasi, koordinasi, dan konsolidasi dan juga pemastian agar kasus ini bisa terselesaikan secara baik dan tidak meninggalkan residu masalah yang meninggalkan kekhawatiran yang berlebih di masyarakat," tandasnya.

Sumber: wartakota
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita