Dua ART di Lampung Diduga Dianiaya hingga Ditelanjangi oleh Majikannya Sendiri

Dua ART di Lampung Diduga Dianiaya hingga Ditelanjangi oleh Majikannya Sendiri

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Dua asisten rumah tangga (ART) mengaku menjadi korban penganiayaan dan pengancaman pembunuhan di rumah majikannya.

Kedua ART itu berinisial DL (23) dan DDR (15) warga Kabupaten Pesawaran. Keduanya telah berhasil kabur dari rumah majikannya yang berada di Sukarame, Bandar Lampung dan saat ini tengah mengungsi ke rumah kerabatnya.

Akibat peristiwa itu, kedua korban melaporkan peristiwa penganiayaan yang dialami ke Mapolresta Bandar Lampung.

Salah satu ART, DL menceritakan pengalaman penganiayaan yang keduanya alami selama bekerja di rumah tersebut. Menurutnya, peristiwa itu berawal, saat dirinya ditawari bekerja di perumahan CitraLand pada 2023.

"Awalnya saya ini ditawari bekerja di perumahan CitraLand pada awal Februari 2023. Namun ketika sepakat untuk bekerja di sana, saya diajak bertemu di depan Rumah Sakit Graha Husada. Di situ saya malah dijemput oleh wanita yang merupakan majikan di rumah yang berada di Sukarame, Bandar Lampung. Jadi bukan yang di Citra Land seperti yang di kesepakatan awal," kata DL.

Sesampainya di rumah tersebut, lanjut DL, sang majikan mengambil semua barang pribadinya termasuk identitas diri.

"Iya sampai di rumah itu, perumahan Nusantara di Sukarame. Semua barang bawaan saya termasuk identitas diambil, kemudian saya disuruh ganti baju yang telah disediakan. Bajunya itu robek-robek," ucapnya.

DL melanjutkan, selang berjalannya waktu, sejumlah penganiayaan mulai diterimanya dari wanita yang dipanggilnya Oma tersebut.

"Oma itu orang tua dari majikan saya. Majikan saya ini katanya waktu itu masih di Thailand," ucapnya.
Menurut DL, penganiayaan yang kerap dia terima berupa tamparan, tendangan hingga ditelanjangi.

"Iya oma sering main tangan, sering tampar. Bahkan setelah majikan saya pulang, ternyata sama aja. Suka main tangan juga," tuturnya.

DL menambahkan, dia juga pernah dianiaya dalam kondisi tidak mengenakan satu helai pakaian pun karena permasalahan ada kotoran yang belum dibersihkan.

"Pernah itu saya lagi mandi, terus tiba-tiba pintu dibuka saya diseret. Itu masih penuh sabun badan, saya dijambak karena ada kotoran yang belum bersih saat saya sapu," imbuhnya.

Menurutnya, selain dirinya dan DDR yang berhasil kabur, ada 3 rekannya yang saat ini masih berada di rumah tersebut yang juga mengalami penganiayaan.

"Kami itu berlima yang jadi pembantu di sana, semuanya ya dianiaya. Ini temen saya (DDR) juga mengalami penganiayaan serupa, ini tangannya masih penuh luka sayatan di cakar-cakar," katanya.

Disinggung soal kondisi 3 rekannya, DL menjelaskan ketiganya diancam video telanjang mereka akan disebarkan jika kabur.

"Jadi temen saya yang tiga orang itu, masih bekerja di sana. Mereka itu takut video telanjangnya disebar, mereka pernah dipaksa telanjang terus di videoin," ungkap DL.

Atas peristiwa itu, DL bersama DDR nekat melarikan diri pada (8/5) lalu dengan memanjat tower air saat dini hari.

"Nekat karena sudah takut, kami panjat tower air waktu subuh. Terus ke jalan minta bantuan orang untuk pulang, Alhamdulillah ada yang baik mau anter kami," ungkapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra mengatakan pihaknya telah menerima laporan korban.

Ia mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan terkait laporan tersebut.

"Sudah kami terima laporannya dengan nomor LP/B/743/V/2023/SPKT/Polresta Bandar Lampung/Polda Lampung. Kami lakukan penyelidikan terhadap keterangan pelapor ini," pungkasnya. 

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita