Disebut Provinsi Termiskin di Pulau Jawa, Pegiat Medsos Heran Warga Jateng Masih Mencintai Banteng

Disebut Provinsi Termiskin di Pulau Jawa, Pegiat Medsos Heran Warga Jateng Masih Mencintai Banteng

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pegiat media sosial Bachrum Achmadi merasa heran dengan kekuatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jawa Tengah.

Meskipun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo adalah kader PDIP, namun provinsi ini masuk dalam kategori provinsi termiskin di Pulau Jawa.

Hal itu disampaikan Bachrum Achmadi dalam akun Twitter pribadinya, pada Sabtu 20 Mei 2023.

"Jateng kandang banteng. Gub Jateng kader banteng. Tapi Jateng masuk provinsi termiskin di pulau jawa. Yang bikin awak heran, kenapa warga Jateng sngt mencintai banteng? Pdhl banteng gagal tarik Jateng dr provinsi termiskin di pulau jawa," ujar dia seperti dikutip dari WE NewsWorthy.

"Ada yang bisa jelaskan sodara2!," pungkasnya.

Diketahui, informasi Jateng menjadi provinsi termiskin beredar luas di Twitter. Bahkan, ekonom senior Rizal Ramli ikut menyemprot Ganjar Pranowo lantaran dianggap terlalu sibuk mempersiapkan diri menjadi seorang Presiden.

Nama Gubernur Jawa Tengah itu juga sempat menjadi trending topic di Twitter. Sejumlah warganet menilai Ganjar hanya sibuk pencitraan.

Usai keributan yang terjadi, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah pun angkat bicara mengenai isu ini. Mereka membantah keras atas informasi yang menyebut jika Jateng menjadi provinsi termiskin di pulau Jawa.

Adhi Wiriana selaku Kepala BPS Jateng menegaskan informasi yang beredar sebelumnya adalah narasi menyesatkan. Pasalnya, penghitungan kemiskinan tidak didasarkan dari tingkat PDRB per kapita.

Adhi tak menampik bahwa PDRB per kapita Jateng tahun 2021 adalah Rp 38,67 juta per tahun. Akan tetapi, jika dirata-rata jumlah tersebut sudah melebihi dari upah minimum yang sudah ditentukan oleh Pemprov Jateng.

Ia pun menjelaskan jika tingkat pendapatan suatu daerah tidak linear dengan tingkat kemiskinan sebab PDRB disebut juga dengan pendekatan kesejahteraan semu.

BPS Jateng diketahui memakai "basic needs approach" atau pengeluaran masyarakat untuk membeli kebutuhan pokok dalam menentukan tingkat kemiskinan suatu daerah. Metode tersebut melihat dari berbagai komponen, termasuk makanan dan non makanan, seperti nasi, telur, pakaian, listrik, transportasi, dan sewa rumah.

Adhi kembali menegaskan berdasarkan data, Jawa Tengah bukan provinsi termiskin di Pulau Jawa, walaupun angka kemiskinan mencapai 11,25 persen atau lebih tinggi dibandingkan angka nasional 9,71 persen.

Namun demikian, ia mengungkap masih ada provinsi yang lebih miskin dari Jawa Tengah yaitu Yogyakarta dengan jumlah warga miskin sebesar 11,9 persen. Selain itu, Jawa Barat dan Jawa Timur apabila dilihat dari jumlah penduduk miskin juga lebih tinggi dengan kisaran angka 4 jutaan, sedangkan Jateng 3,9 juta.

Sumber: newsworthy
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita