PBNU Trending, Dulu Larang NU Diseret ke Politik Praktis, Kini Sekjennya Malah Endorse Erick Thohir

PBNU Trending, Dulu Larang NU Diseret ke Politik Praktis, Kini Sekjennya Malah Endorse Erick Thohir

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Frasa PBNU trending di Twitter sejak Rabu (26/4/2023) setelah munculnya pernyataan dari Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul  melalui rilisnya kepada sejumlah media mengenai dukungannya kepada Erick Thohir untuk menjadi calon wakil presiden.

Warganet mengungkit pernyataan Ketua PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf yang sempat memastikan PBNU tidak akan terlibat dalam politik praktis, termasuk dukung-mendukung calon presiden.

Namun, kini justru sejumlah pesohor di kalangan NU mulai bermanuver memberikan dukungan, baik secara langsung maupun tersirat kepada sosok tertentu.

Seorang tokoh NU yang juga politisi PKB, Umar Hasibuan menyayangkan adanya pernyataan dari Gus Ipul tersebut.

"Istiqomah ternyata sulit. Kmrn ketum PBNU larang bawa2 NU berpolitik praktis. Skrg secara terang2an sekjend PBNU diking erik jd cawapres. Apa ketum PBNU berani tegur sekjendnya yg dukung erik jd cawapres? Apa pendapat kelen ges?" tulisnya dikutip Warta Kota dari Twitter pribadinya pada Rabu.

Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sebelumnya mengatakan, banyak warga NU menginginkan Erick Thohir menjadi calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi Capres PDI-Perjuangan Ganjar Pranowo.

Gus Ipul mengaku, mendapat banyak pesan dari masyarakat NU terkait hal tersebut.

"Banyak warga NU memang menginginkan Erick Thohir (menjadi cawapres Ganjar). Itu bisa dilihat dari hasil survei yang kita baca," ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Rabu (26/4/2023), dikutip dari Kompas.com

Alasan warga NU menginginkan hal tersebut karena Erick Thohir sebagai Steering Committe 1 Abad NU dinilai berhasil merangkai acara tersebut dengan meriah.

"Sehingga menjadikan banyak warga maupun tokoh-tokoh NU menginginkan Erick Thohir bisa mendampingi Pak Ganjar dan ditawarkan ke publik," ucap dia.

Menurut Gus Ipul, Ganjar-Erick merupakan pasangan ideal yang bisa ditawarkan ke publik dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

"Ganjar dengan pengalaman birokrasinya yang telah dua periode memimpin Jawa Tengah dipadukan dengan Erick yang merupakan tokoh muda yang memiliki visi kuat sangat cocok," ucap dia.

Namun tidak hanya Erick, politikus PDI-P ini juga menyebut dua tokoh NU lain yang dinilai pas menjadi cawapres Ganjar.

Dua tokoh tersebut adalah Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Gus Yaqut sodorkan nama Erick Thohir

Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyodorkan beberapa nama yang dianggap layak mendampingi Ganjar Pranowo di pemilihan presiden 2024.

Setidaknya, ada empat nama yang dia sodorkan.

Salah satunya adalah menteri BUMN, Erick Thohir.

Gus Yaqut menyebut, Erick adalah kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang bisa mengemban beberapa tugas besar negara dengan baik.

"Rekam jejaknya selama ini sudah terbukti dan tak perlu diragukan lagi. Potensi dan keunggulan inilah yang sangat dibutuhkan bangsa Indonesia di tengah tantangan saat ini," ucap Gus Yaqut dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/4/2023)

Gus Yaqut yakin, jika Erick Thohir maju bersama Ganjar, maka akan menjadi pasangan ideal dalam Pilpres 2024.

Selain Erick Thohir, Gus Yaqut yang juga menjabat sebagai Menteri Agama ini juga menyebut tiga sosok lain yang dinilai matang menjadi cawapres Ganjar.

Menurut Yaqut, empat nama yang dia sebut itu mengukir banyak prestasi dan terbukti berpengalaman, memiliki reputasi tinggi hingga level internasional.

"Kita bersyukur bangsa ini melahirkan banyak pemimpin sangat mumpuni dan berintegritas seperti Pak Erick Thohir, Pak Sandiaga Uno, Pak Mahfud MD, Pak Ridwal Kamil," ujar pria yang akrab disapa Gus Yaqut

 "Saya optimistis pada Pilpres 2024 mereka tepat jika diberi amanah dari rakyat untuk menjawab tantangan bangsa ini ke depan," lanjut dia. 

"Beliau-beliau politisi yang matang dan juga berpengalaman di pemerintahan. Seperti Pak Sandi juga ahli ekonomi taktis, demikian juga Pak Mahfud sosok pemimpipn senior yang berani dan bersih," ucap dia.

Gus Yaqut menambahkan, GP Ansor berharap Pilpres 2024 melahirkan pemimpin bangsa yang berkualitas, bervisi luas dan tangguh. Baca juga: Jokowi Minta Prabowo Jadi Cawapres Ganjar saat Pertemuan di Solo? Ini Kata Gerindra GP Ansor optimistis, Indonesia bisa maju karena memiliki banyak stok pemimpin yang berkualitas dan berpengalaman.

Larangan dari Gus Yahya

Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menegaskan kembali bahwa NU dilarang terlibat secara kelembagaan dalam politik praktis.

Dia menegaskan kembali hal itu menyusul peristiwa konsolidasi politik yang melibatkan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo dan Banyuwangi di Jawa Timur baru-baru ini.

“NU tidak boleh secara kelembagaan dilibatkan di dalam kegiatan partai politik apa pun untuk kepentingan politik praktis," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya itu sebagaimana dikutip dari situs nu.or.id, Rabu (26/1/2022).

Sebelumnya, dalam pencalonannya sebagai Ketum PBNU 2022-2027, Yahya berulang kali menegaskan bahwa NU dalam kepemimpinannya akan mengambil jarak dengan kepentingan politik praktis.

Lepasnya NU dari kepentingan politik praktis secara kelembagaan sebetulnya bukan gagasan Gus Yahya seorang, melainkan hasil dari Muktamar ke-34 Situbondo tahun 1984, berupa deklarasi agar NU "kembali ke khittah 1926".

Alhasil, Ketua PCNU Banyuwangi dan Sidoarjo pun telah dipanggil menghadap Yahya secara langsung di kantor PBNU di Jakarta Pusat kemarin, untuk memberikan klarifikasi terkait keterlibatan mereka dalam kegiatan politik praktis.

Mereka menyerahkan laporan tertulis kepada Yahya, berisi uraian kronologi peristiwa yang disertai dengan penjelasan terkait lainnya. Kedua pengurus itu juga menyampaikan klarifikasi langsung kepada Yahya secara lisan. Setelah klarifikasi berlangsung,

Yahya mengaku telah mendapatkan gambaran soal dugaan keterlibatan keduanya dalam kegiatan politik praktis.

"Terkait dengan PCNU Sidoarjo dan PCNU Banyuwangi, PBNU telah memberikan peringatan secara lisan dan arahan tentang hal-hal yang harus dilakukan lebih lanjut,” ucap pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah itu.

Jokowi kantongi sejumlah nama cawapres

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ganjar Pranowo melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Sheikh Zayed Al Nahyan Solo, Sabtu (22/4/2023).

Usai melaksanakan salat, Jokowi sempat ditanya oleh awak media mengenai siapa Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang paling cocok mendampingi Ganjar dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Jokowi hanya tersenyum. Dia justru meminta awak media tanya langsung ke Ganjar siapa sosok yang cocok mendampingi beliau sebagai Cawapres.

"Kok tanya saya, ya yang cocok sama beliau (Ganjar) kan banyak. Banyak itu," ucapnya sambil tertawa.

Jokowi kemudian menyebutkan beberapa nama yang cocok mendampingi Ganjar. Ada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, ada Menparekraf Sandiaga Uno, ada Menkopolhukam Mahfud MD dan lainnya.

"Ada juga pak Ridwan Kamil, pak Airlangga. Banyak," ucapnya.

Awak media juga menanyakan terkait nama Prabowo Subianto, Jokowi juga mengomentarinya. Sebelumnya nama Prabowo belum disebutkannya.

"Nah, termasuk pak Prabowo. Nanti juga segera Cawapresnya ketemu. Saya juga nanti kedatangan pak Prabowo di rumah," ucapnya.

Presiden Jokowi menyambut baik pencapresan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo oleh PDIP sebagai Capres.

Menurut Jokowi, hal itu membuat masyarakat semakin mendapat gambaran tentang siapa calon pemimpin masa depan.

"Ya kemarin kan sudah lihat semuanya pelaksanaan keputusan yang dilakukan oleh Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati. Ya satu persatu calonnya sudah semakin jelas. Tinggal menunggu siapa Cawapresnya," kata Jokowi.

Sumber: wartakota
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita