Misi Muhammadiyah Wujudkan Kalender Islam Global, Termasuk Menyatukan Hari Arafah

Misi Muhammadiyah Wujudkan Kalender Islam Global, Termasuk Menyatukan Hari Arafah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Suatu kalender global Islam yang berlaku secara internasional dinilai sangat perlu. Hal ini penting untuk menyatukan perbedaan tanggal perayaan hari-hari besar Islam seperti Idulfitri 1444 H di sejumlah tempat di berbagai belahan dunia.

Pendiri Lingkar Survei Indonesia (LSI), Denny JA menilai, jika ada kalender global Islam, maka umat Muslim di seluruh dunia akan mengetahui kapan waktunya Idulfitri berbulan-bulan sebelumnya.

Dicontohkan Denny, jika Hari Raya Idulfitri jatuh pada hari Rabu tanggal 3 Mei, maka umat Muslim di Indonesia dan di seluruh dunia akan merayakan pada hari dan tanggal yang sama.

“Sehingga, umat Muslim di seluruh dunia akan bersama-sama merayakan hari kemenangan, bertakbir bersama, silaturahmi, saling kunjung, pada momen hari dan tanggal yang sama,” kata Denny, dalam keterangannya Rabu (26/4).

Menurut Denny, dengan adanya Kalender Global Islam, maka umat Islam memiliki kepastian dan kekompakan dalam merayakan hari besarnya. Terlebih, kemajuan teknologi dan usia kaum muslimin yang sudah 14 abad, sudah cukup menjadi alasan mengapa umat Islam perlu memiliki satu kalender.

Denny menyebut, di era di mana manusia dewasa ini yang telah berhasil menciptakan kecerdasan buatan AI (artificial intelligence) yang canggih, menjadi ironis jika dunia Islam yang sudah berusia lebih dari 1.500 tahun, ternyata belum mampu menciptakan sistem kalender global bersama.

Secara keilmuan, membuat kalender bersama secara global bagi seluruh umat Islam di muka bumi menjadi juga lebih mudah.

Seperti halnya jadwal shalat di seluruh dunia bisa diketahui dengan akurat hingga ke satuan angka jam, menit, dan detik, bahkan untuk satu bulan ke depan.

Di sisi lain, Denny menilai belum adanya Kalender Islam Global dianggap membuat kaum muslimin memiliki perasaan campur aduk. Pasalnya, di satu sisi, ada rasa bangga melihat luasnya toleransi atas perbedaan melaksanakan hari raya. Namun, di sisi lain, ada rasa keprihatinan dengan perbedaan itu.

“Kita bangga melihat luasnya toleransi atas perbedaan itu. Tapi sekaligus juga prihatin atas perbedaan waktu tersebut. Perlukah dan mungkinkah suatu hari kelak umat Islam di seluruh dunia mengembangkan kalender hijriah global, sehingga jauh lebih cepat mengetahui dan bisa bersama di tanggal dan hari yang sama merayakan Idulfitri?” ujar Denny JA.

Terpisah, anggota pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Rahmadi Wibowo Suwarno menyatakan, bagi Muhammadiyah, Kalender Islam Global adalah kalender Hijriah dengan prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia.

Hal itu berarti satu sistem kalender berlaku di seluruh kawasan muka bumi tanpa kecuali yang berasaskan keselarasan antara hari dan tanggal.

Bahkan, kata dia, Al Quran secara tegas telah memberi petunjuk kepada manusia tentang pentingnya waktu dalam kehidupan.

“Penggunaan waktu dengan yang baik dan bermanfaat menjadikan diri manusia sebagai orang yang beruntung. Sebaliknya kegagalan manusia dalam mengurus dan mengorganisir waktu dengan baik sehingga hidupnya menjadi kacau akan menghantarkan kepada kerugian hidup,” kata Rahmadi dalam keterangannya, Rabu (26/4).

Adapun, mengenai masalah kekacauan sistem waktu di dunia Islam, menurut Rahmadi, disebabkan ketiadaan kalender Islam global.

Oleh karena itu, adanya kalender Islam global menjadi penting karena dapat memberikan kepastian waktu-waktu ibadah dan dapat pula dijadikan sebagai kalender transaksi.

“Penerapan kalender Islam global temasuk dalam kategori hifdzu ad-din (perlindungan keberagamaan). Ini berarti hari-hari ibadah umat Islam dapat tersatukan,” ungkapnya.

“Khususnya ibadah puasa sunah pada hari Arafah, yakni pelaksanaan puasa Arafah di suatu tempat di luar Makkah sesuai dengan tanggal 9 Zulhijjah di Makkah yang merupakan hari Arafah,” demikian Rahmadi.

Sumber: rmol
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita