Koalisi Perubahan Belum Tetapkan Cawapres bagi Anies di Pilpres 2024, Amien Rais: Kompromi Saja

Koalisi Perubahan Belum Tetapkan Cawapres bagi Anies di Pilpres 2024, Amien Rais: Kompromi Saja

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Partai NasDem, PKS dan Demokrat telah resmi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Namun hingga saat ini tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan tersebut belum menentukan sosok cawapres pendamping Anies.

Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais menyarankan kepada tiga partai koalisi itu untuk lebih baik bisa saling berkompromi. Khususnya dalam menentukan sosok cawapres yang ideal bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Untuk diketahui Partai Ummat juga telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai sosok capres yang didukung pada Pilpres 2024 nanti. Hal itu sudah diungkapkan beberapa waktu lalu.

"Tetapi kalau saya itu daripada Partai NasDem, Partai PKS, Demokrat itu semua uder-uderan (berselisih) kalau bahasa Jawa, ingin masing-masing memberikan bakal calon wapresnya itu. Mengapa mereka tidak kemudian berkompromi," kata Amien ditemui jelang rapat kerja wilayah (rakerwil) di Sleman, DIY, Sabtu (29/4/2023).


Amien menilai jika berbicara soal politik tidak bisa dilepaskan dari istilah horse trading atau di Amerika popler dengan 'dagang kuda'. Oleh sebab itu ia menyebut semua bisa dikompromikan bersama-sama.

"Dagang kuda istilah orang Amerika itu dan itu memang politik seperti itu pasti. Ini di dunia bukan akhirat, kan bisa dirembug bareng-bareng," ujarnya.


"Bagi yang tidak mendapat cawapres itu mestinya kan akan mendapatkan kursi-kursi yang tidak kalah penting. Itu maksud saya begitu, wallahualam, saya belum bertemu Pak Anies lagi," imbuhnya.

Menurut pendiri Partai Ummat itu, Anies bisa mempertimbangan figur-figur bangsa dari wilayah Indonesia timur. Hal itu guna mendongkrak perhitungan secara nasional nanti.

Sekaligus meniru yang dilakukan oleh mantan Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pasalnya ketika itu SBY meminta Jusuf Kalla sebagai wakilnya yang berasal dari Indonesia timur.


"Kemudian karena itu wakilnya menurut perhitungan nasional, tokoh yang datang dari Indonesia timur. Ini menirukan apa yang terjadi pada zaman Pak SBY. Pak SBY itu ketika meminta pak JK sebagai wapres itu perhitungannya supaya Indonesia Timur itu terwakili karena selama ini rakyat Indonesia di bagian timur itu kadang-kadang terlupakan," paparnya.

Pemerintah selama ini disebut kerap hanya berfokus pada wilayah Indonesia bagian barat saja. Terutama di Jawa, termasuk dengan pembangunan-pembangunan yang dilakukan ketimbang di Indonesia timur.

"Kita selalu melebihkan yang di Jawa, Sumatera, mungkin Kalimantan, barat pokoknya. Bahkan kemudian pembangunan-pembangunan pun kemudian lebih banyak di barat daripada di timur. Nah mungkin ini salah satu pertimbangannya," tuturnya.


Selain itu, Amien mengatakan bisa pula Anies mencari sosok mumpuni yang erat kaitannya dengan emansipasi perempuan.

"Atau kedua mungkin kalau dipandang ada tokoh gender [perempuan] yang relatif mumpuni itu juga sebuah good choice," kata dia.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita