Jubir Partai Amien Rais Tunjuk-Tunjuk Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah: Psikopat!

Jubir Partai Amien Rais Tunjuk-Tunjuk Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah: Psikopat!

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Partai Ummat menyesalkan ancaman pembunuhan secara terbuka yang dilakukan oknum BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) terhadap satu-satu warga Muhammadiyah melalui akun media sosial milik pelaku. Juru Bicara Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya menyebutkan bahwa 

Sebelumnya, tidak pernah ada yang secara terang-terangan melakukan ungkapan serupa kepada Muhammadiyah.

"Apalagi ini terkait dengan perbedaan penentuan awal dan akhir Ramadhan. Ini adalah pertama kalinya, sebuah Lembaga milik Pemerintah bernama BRIN merekrut peneliti yang ternyata cenderung memiliki sifat psikopat," katanya kepada Populis.id pada Selasa (25/04/2023).

Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki peran penjaga moral dan penjaga spiritual negara, bahkan sebagai mitra Pemerintah dalam sisi lainnya misalnya Pendidikan, Kesehatan, Sosial, dan sebagainya. Namun Muhammadiyah yang sudah diakui sejarah menjadi pendiri dan penjaga negeri ini, kadang dianggap berbeda posisi dari sikap Pemerintah akibat sikap kritis dan konsistensi keagamaannya itu.

"Salah satunya, soal penentuan awal dan akhir Ramadhan," tutur kader partai besutan Amien Rais ini.

Sejak berdiri, Mustofa menyebut Muhammadiyah memiliki ritual tegas soal penentuan awal dan akhir Ramadhan, karena penentuan tersebut jelas mempengaruhi cara beribadah warga Muhammadiyah yang berkemajuan.

Oleh karena itu, setiap tahun Muhammadiyah rutin mengeluarkan maklumat terkait penentuan awal akhir Ramadhn dan juga 1 Dzulhijjah.

"Ini dalam rangka mengikat warganya agar beribadah tetap pada jalur garis lurus keagamaannya sesuai manhaj Muhammadiyah. Tradisi ini berjalan hingga sekarang," tegasnya.

Ia menganggap eristiwa ini sangat memalukan, sekaligus sangat mengkhawatirkan. Kejadian ancaman pembunuhan satu -satu terhadap warga Muhammadiyah ini bukan berdiri sendiri, namun diduga keras merupakan hasil dari rangkaian panjang. 

"Mulai dari sikap oknum Kepala Daerah yang secara Intoleransi menolak pemakaian asset negara untuk dipakai shalat warga Muhammadiyah, hingga pernyataan provokatif bekas Kepala LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang kini juga menjadi peneliti di BRIN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc," ungkapnya.

"Sebelum muncul ancaman pembunuhan, Thomas Djamaluddin menuduh Muhammadiyah tidak taat kepada Pemerintah, namun ingin memakai lapangan untuk Shalat Idul Fitri. Pernyataan Thomas ini sangat berbahaya," pungkasnya.

Sumber: populis.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita