Ancaman Rusia: Tidak Ingin Gunakan Nuklir, tapi Kesabaran Ada Batasnya

Ancaman Rusia: Tidak Ingin Gunakan Nuklir, tapi Kesabaran Ada Batasnya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan Moskow tidak bermaksud untuk mengambil jalur eskalasi nuklir dalam kebuntuannya dengan Barat atas Ukraina. Namun dia menyebut pihak lain seharusnya tidak menguji kesabaran Rusia.

Komentarnya mengikuti serangkaian peringatan pejabat senior Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, yang beranggap dukungan militer Barat untuk Ukraina meningkatkan risiko konflik nuklir yang dahsyat.

"Kami akan melakukan segalanya untuk mencegah perkembangan peristiwa sesuai dengan skenario terburuk, tetapi tidak dengan mengorbankan kepentingan vital kami," kata Zakharova dalam konferensi pers reguler, Kamis, 27 April 2023.

"Saya tidak merekomendasikan siapa pun yang meragukan tekad kami dan secara praktis menguji kami," tambahnya.

Rusia mengecam keras pasokan senjata Barat ke Ukraina dan perluasan aliansi militer NATO lebih dekat ke perbatasannya. Finlandia, yang memiliki perbatasan panjang dengan Rusia, bulan ini menjadi anggota NATO ke-31

Sementara Ukraina sendiri juga ingin bergabung, meski mendapat tentangan dari beberapa negara.

"Mereka (Amerika Serikat) terus dengan sengaja melanggar kepentingan fundamental kami, dengan sengaja menimbulkan risiko dan meningkatkan taruhan dalam konfrontasi dengan Rusia...," kata Zakharova.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, sekutu dekat Putin, mengatakan awal pekan ini bahwa dunia "sangat mungkin berada di ambang perang dunia baru".

Putin menyebut, perang14 bulan di Ukraina - yang dia sebut "operasi militer khusus" - sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang agresif dan arogan. Ia mengatakan bahwa Rusia akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi diri dari agresor mana pun.

Amerika Serikat dan sekutunya mengutuk perang Rusia di Ukraina sebagai perampasan tanah gaya kekaisaran. Ukraina telah berjanji untuk berperang sampai semua pasukan Rusia mundur dari wilayahnya.

Menurut Ukraina, retorika Rusia tentang perang nuklir dimaksudkan untuk mengintimidasi Barat agar membatasi bantuan militer.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita