Gubernur di Filipina Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata, Presiden Marcos Murka

Gubernur di Filipina Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata, Presiden Marcos Murka

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Nasib tragis menimpa Roel Degamo, Gubernur Provinsi Negros Oriental, Filipina. Ia tewas dibunuh orang-orang bersenjata pada Sabtu (4/3) waktu setempat.

Walikota Pamplona Janice Degamo, ​​mengumumkan kematiannya dalam sebuah video yang diposting di halaman Facebook resmi gubernur.



 
Selain Degamo, lima orang lainnya juga dilaporkan tewas dalam serangan terbaru terhadap politisi Filipina.

“Ada lima orang lainnya yang meninggal bersamanya. Mereka ada di sana untuk meminta bantuan," kata Janice Degamo, seperti dikutip dari AFP.

Juru bicara kepolisian provinsi, Kym Lopez, mengatakan orang-orang bersenjata itu, ada yang menyebut jumlahnya enam, memasuki rumah Degamo dengan membawa senapan dan melepaskan tembakan saat dia membagikan bantuan kepada konstituen.

Orang-orang itu mengenakan seragam yang mirip dengan yang dikenakan oleh angkatan bersenjata.

Polisi mengatakan mereka sedang mencari para tersangka yang melarikan diri dari tempat kejadian dengan dua SUV dan sebuah truk pikap sebelum meninggalkan kendaraan tersebut di kota terdekat.

Presiden Ferdinand Marcos mengutuk pembunuhan sekutu politiknya dan memperingatkan para penyerang untuk segera menyerahkan diri.

"Menyerah sekarang, itu akan menjadi pilihan terbaik Anda," kata Marcos.

"Pemerintah saya tidak akan berhenti sampai kami membawa para pelaku kejahatan pengecut dan keji ini ke pengadilan," ujarnya.

Degamo dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan gubernur Negros Oriental oleh Mahkamah Agung setelah penghitungan ulang yang menggulingkan saingan lokalnya, yang sebelumnya dinyatakan sebagai pemenang.

Pembunuhan Degamo adalah yang terbaru dalam sejarah panjang serangan terhadap politisi di Filipina. Setidaknya tiga politisi telah ditembak sejak pemilihan lokal tahun lalu.

Mamintal Adiong, gubernur provinsi selatan Lanao del Sur, ditembak dan terluka pada Februari dalam serangan yang menewaskan sopirnya dan tiga pengawal polisi. Pada bulan yang sama, wakil walikota kota Aparri di utara, Rommel Alameda, dan lima orang lainnya yang bepergian bersamanya ditembak mati dalam penyergapan di jalan raya.

Dalam catatan penyergapan bermotivasi politik paling berdarah, para pemimpin klan selatan yang kuat dan sekitar dua lusin pengikutnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas serangan tahun 2009 terhadap pendukung saingan pemilihan gubernur di provinsi Maguindanao.

Serangan itu menewaskan 58 orang, termasuk istri dan kerabat politisi, bersama dengan 32 jurnalis dan pekerja media yang meliput jalannya pemilihan.

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita