Elektabilitas Demokrat Merosot Berdasarkan Hasil Survei Litbang Kompas, Andi Arief: Not Bad Lah

Elektabilitas Demokrat Merosot Berdasarkan Hasil Survei Litbang Kompas, Andi Arief: Not Bad Lah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO  - Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief turut menanggapi merosotnya elektabilitas Partai Demokrat berdasarkan hasil survei Litbang Kompas. Meski merosot, Andi menilai masih bisa disyukuri, lantaran Demokrat masih bersaing di empat besar.

Andi awalnya mengatakan, jika hasil survei Litbang Kompas tersebut akan dijadikan data penting untuk melangkah ke depan.

"Pertama, saya ingin mengatakan Partai Demokrat adalah partai yang scientifik, partai yang ilmiah, karena itu hasil yang dikemukakan walaupun Demokrat mengalami penurunan ini menjadi data penting bagi PD untuk melangkah ke depan," kata Andi kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).

Andi menilai, meski suara partainya merosot dalam survei tersebut usai menyatakan dukung Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden, namun hal tersebut masih bisa disyukuri. Sebab, Demokrat masih bisa bersaing di empat besar.


"Kami melihat, bahwa Demokrat masih dalam radar empat besar partai teratas PDIP, Gerindra, Golkar dan PD (Partai Demokrat)," tuturnya.

"Sebuah hasil yang not bad ya, hasil yang hampir semua lembaga survei menempatkan antara 2,3,4 bersaing dengan Gerindra dan Golkar," sambungnya.


Namun, Andi mengaku ke depan partainya bakal menyiapkan langkah-langkah. Ia mengaku, selama ini langkahnya terganggu lantaran konsen terhadap isu soal sistem pemilu proporsional tertutup atau terbuka.


"Karena hampir sekarang memasuki tahap bekerjanya para caleg hasil penjaringan tapi kami mengalami kesulitan karena terbuka tertutup ini belum diputuskan Mahkamah Konstitusi," ujarnya.

"Sehingga ini menghambat kerja-kerja politik di bawah, karena terus terang kerja para caleg ini hampir menjadi ujung tombak kan menjelang pemilu, disamping struktur partai," sambungnya.


Elektabilitas Merosot

Sebelumnya, pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden disebut mulai berefek pada perolehan elektabilitas Partai NasDem jelang Pemilu 2024 mendatang. Sementara elektabilitas Partai Demokrat dan PKS justru merosot.

Dilihat Suara.com, NasDem memang dalam survei berada di urutan kelima dengan suara sebesar 7,1 persen. Jumlah itu naik 3 persen dari survei sebelumnya hanya 4,3 persen.


Adapun kenaikkan suara NasDem tersebut lantaran partai besutan Surya Paloh itu dianggap berhasil mengonsolidasikan simpatisan Anies dari sejumlah partai politik.

"Langkah Nasdem yang bergeming dalam pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal capres Pemilu 2024 tampaknya cukup berhasil mengonsolidasi simpatisan Anies yang selama ini tersebar di sejumlah parpol," tulis keterangan Litbang Kompas, Selasa (21/2/2023).

NasDem disebut mendapatkan efek ekor jas dari Anies sehingga bisa mengalami lompatan elektabilitas. Bahkan kenaikkan suara NasDem sebesar 3 persen ini sebelumnya belum pernah terjadi. Suara NasDem sebelumnya hanya berfluktuasi paling hanya dikisaran 2 sampai 4 persen.

Kendati begitu, keberhasilan NasDem mengonsolidasi pendukung Anies ini berdampak kepada penurunan Demokrat dan PKS yang memiliki basis pemilih Anies.

Suara Demokrat dan PKS justru dalam survei Litbang Kompas terbaru disebut alami penurunan.

"Hal ini terutama pada parpol dengan profil komposisi pilihan pemilihnya kepada Anies cukup besar, seperti Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)," tulis Litbang Kompas.


Suara Demokrat juga alami penurunan karena faktor kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua yang juga Ketua DPD Papua Demokrat sebelumnya, Lukas Enembe.

"Di luar faktor sosok capres, Demokrat tampaknya juga terpapar dampak penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe, yang juga Ketua DPD Demokrat Papua, oleh KPK pada 10 Januari 2023 karena kasus dugaan korupsi," sambung Litbang.

Untuk diketahui, survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 25 Januari-4 Februari 2023. Responden sebanyak 1.202 dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan bertingkat di 38 provinsi.

Dalam survei ini margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber: suara

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA