GELORA.CO - Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Mahfud MD menargetkan pengusutan kasus lebih cepat. Sejumlah hal krusial pun akan segera dibahas.
"Kita harus menemui, melihat lapangan, menemui siapa yang menyaksikan, siapa yang memberi komando, jaringannya dengan siapa," kata Mahfud dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Selasa (4/10).
Lalu persoalan lain yang krusial adalah jadwal pertandingan. Mengapa pertandingan tetap digelar pukul 20.00 WIB, padahal laga Arema vs Persebaya tensinya tinggi.
"Kok bisa apa namanya jadwal pertandingan yang diusulkan sore kok tetap di malam kan itu ada jaringan-jaringan. Jaringan bisnis ada jaringan periklanan ya nanti kita lihat," tutur Mahfud.
Berdasarkan surat kepolisian yang kumparan terima, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat [yang kemudian dinonaktifkan setelah tragedi Kanjuruhan] sudah menyurati panpel Arema FC pada 18 September.
Dalam surat itu, kepolisian meminta panpel Arema FC agar mengajukan surat permohonan perubahan jadwal pertandingan sepakbola BRI Liga 1 tahun 2022 kepada PT. Liga Indonesia jelang pertandingan Arema melawan Persebaya.
Pertandingan yang digelar Sabtu (1/10) pukul 20.00 WIB itu diminta diubah menjadi pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan.
"Sehubungan rujukan di atas, bersama ini mohon bantuannya kepada Panpel Arema FC agar mengajukan surat permohonan perubahan jadwal pertandingan sepak bola BRI Liga 1 Tahun 2022," tulis AKBP Ferli Hidayat dalam surat tersebut.
"Kepada PT Liga Indonesia terkait rencana pertandingan sepak bola antara Arema FC vs Persebaya pada hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2022 yang sedianya main pada pukul 20.00 WIB agar diajukan menjadi pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan," imbuhnya.
FC Arema lantas mengirim surat kepada PT LIB sesuai permintaan Polres Malang. Namun, permintaan polisi dan Arema FC itu ditolak PT LIB.Laga tetap dihelat pukul 20.00 WIB.
PSSI melalui Sekjen Yunus Nusi membeberkan alasan laga Arema FC vs Persebaya tetap digelar malam hari.
"Atas diskusi yang dilakukan oleh panitia pelaksana dan pihak keamanan maka terjadi kesepahaman tetap dilakukan di malam hari," ucap Yunus Nusi kepada wartawan, Minggu (2/10).
"PT LIB dan Panpel melakukan diskusi dan terjadi kesepahaman bersama bahwa dengan beberapa persyaratan salah satunya untuk tidak menghadirkan suporter lawan ke stadion dan itu yang menjadi rujukan dari pihak panpel dan PT LIB untuk ber-positive thinking bahwa sulit untuk akan ada kerusuhan ketika tidak ada rivalitas dan tidak ada suporter dari Persebaya yang datang ke Malang," tambahnya.
Sumber: kumparan