GELORA.CO - Tragedi Kanjuruhan telah menjadi insiden yang menyita perhatian publik nasional dan internasional. Beberapa pihak menyalahkan polisi atas meninggalnya ratusan orang usai laga Arema vs Persebaya di lanjutan Liga 1 pada Sabtu (1/10).
Sejumlah orang yang menuding polisi harus bertanggung jawab membuat coretan di sekitar Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim. Salah satu yang menyita perhatian adalah 'Polisi Jahat Saudaraku Kau Bunuh 1.3.1.2'. Apa makna angka 1.3.1.2 tersebut?
Angka 1312 boleh jadi merujuk pada akronim yang telah dikenal luas secara internasional untuk menunjukkan sikap kontra terhadap polisi. Itu adalah ACAB atau All Cops Are Bastards. Angka 1 adalah urutan alfabet A, angka 3 adalah C, dan angka 2 adalah B.
Dalam sejarah, slogan All Cops Are Bastards pertama kali muncul di Inggris pada 1920-an, kemudian disingkat menjadi ACAB oleh para pekerja yang mogok pada 1940-an. Seiring berjalannya waktu, slogan ini menyebar ke dunia internasional.
Pihak yang menyalahkan polisi atas Tragedi Kanjuruhan tidak cuma orang Indonesia. Fan Bayern Muenchen kedapatan membentangkan spanduk yang menyindir pihak kepolisian di Indonesia.
Spanduk tersebut terpampang nyata tatkala Muenchen menjamu Viktoria Plzen di Grup C Liga Champions 2022/23. Banner tampak dibentangkan di salah satu sisi tribun Allianz Arena ketika peluit tanda dimulainya pertandingan dibunyikan, Selasa (4/10) malam WIB.
"Lebih dari 100 orang dibunuh oleh polisi. Kami akan selalu mengingat setiap nama yang terbunuh di Stadion Kanjuruhan," tulis pendukung Muenchen di atas kain putih yang memiliki panjang lebih dari 10 meter.
Menurut pantauan kumparan via live streaming, spanduk tersebut mulai dibentangkan jelang penggawa Muenchen dan Viktoria Plzen melaksanakan one minute silence atau mengheningkan cipta. Spanduk tersebut disinyalir sebagai bentuk protes atas aksi brutal yang dilakukan aparat kepolisian.
Pihak kepolisian menggunakan senjata yang dilarang FIFA, yaitu gas air mata kala membubarkan suporter di Stadion Kanjuruhan. Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun penonton.
Alhasil, para pendukung Arema kesulitan untuk menghirup udara dan mata perih. Akibatnya, mereka sempoyongan dan terinjak-injak oleh suporter lainnya yang berusaha menyelamatkan diri dari gempuran gas air mata.
Data terakhir yang dirilis Posko Postmortem Crisis Center, Selasa (4/10) pagi WIB, korban jiwa akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bertambah. Total ada 131 korban jiwa dan lebih dari 300 orang luka-luka dalam tragedi tersebut.
Sumber: kumparan