Waduh! Mantan Dubes Australia Bilang Kunjungan Jokowi ke Ukraina untuk Kepentingan Mie

Waduh! Mantan Dubes Australia Bilang Kunjungan Jokowi ke Ukraina untuk Kepentingan Mie

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Mungkinkah misi Presiden Jokowi ke Kiev dan Moskow akan berhasil? Mantan duta besar Australia untuk Meksiko, Amerika Tengah, dan Karibia, David Engel tidak yakin.

David Engel yang pernah bertugas di Kedutaan Besar Australia di Jakarta memprediksi apa yang akan terjadi setelah kunjungan Jokowi menemui dua presiden yang sedang bertikai itu.

Dilihat dari sambutannya, terutama Presiden Rusia, Vladimir Putin, ada yang berbeda saat menerima Presiden Jokowi.

Vladimir Putin menerima Jokowi begitu dekat. Seperti umumnya pertemuan dua kepala negara. Sangat berbeda saat Putin menerima kepala negara sebelumnya.

Misalnya saat Putin menerima Presiden Prancis, Emmnuel Macron dan saat menerima Kanselir Jerman, Olaf Scholz. Keduanya duduk masing-masing di ujung meja panjang.

Namun, bagi David Engel, alih-alih bisa mendamaikan kedua negara, Jokowi hanya membawa kepentingan sendiri. Terutama mengamankan impor gandum dari Ukraina ke Indonesia.

“Semakin lama perang dan gangguan yang dihasilkan dalam ekspor gandum dan minyak bunga matahari Ukraina bertahan, semakin tinggi risiko lonjakan harga pangan, yang secara historis telah memicu kerusuhan politik di nusantara,” tulis David Engel.

“Protes jalanan atas kenaikan harga pangan kemungkinan akan menjadi hal terakhir yang diinginkan Jokowi saat dia menunggu tamu G20-nya tiba di Bali. Tetapi dengan pergi ke ibu kota sumber impor itu dan sarang orang yang memblokirnya, dia setidaknya dapat memberi tahu warganya bahwa dia telah melakukan segala daya untuk meringankan beban mereka,” lanjutnya.

“Oleh karena itu, bagi sebagian orang, misi Widodo ke Moskow mungkin akan memunculkan kenangan tentang idealisme Hatta saat ia membentuk identitas baru yang mengagumkan untuk sebuah bangsa dan rakyat yang sampai sekarang menjadi korban kolonialisme Barat selama ketegangan Perang Dingin. Tetapi bagi yang lain, ini setidaknya tentang mie,” tutup David Engel.

Tulisan David Engel selengkapnya bisa dibaca dengan mengklik DI SINI. (*)

Sumber: herald
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita