Megawati Sebut Sumbar Berubah, Ini Reaksi Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau

Megawati Sebut Sumbar Berubah, Ini Reaksi Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) turut menanggapi terkait pernyataan Megawati yang menyebutkan bahwa masyarakat Sumatera Barat hari ini berbeda, sepi, dan tidak terlihat lagi tradisi bermufakatnya.

Ketua LKAAM Fauzi Bahar mengatakan pernyataan Megawati terhadap Sumatera Barat bukanlah hal yang pertama. Dari satu sisi, dia meminta masyarakat tidak terprovokasi.

"Kita jadikan saja cambuk untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya. Jangan menanggapinya dengan rasa marah," kata kepada Langkan, Selasa 11 Januari 2022.

Ia menyebut bahwa penilaian Megawati tersebut tidak usah diributkan, karena sejatinya masyarakat Sumatera Barat itu sangat solid dan cinta akan negerinya sendiri.

"Kita tanggapi saja dengan positif, lihat saja lah perantau Minang ini, saya yakin mereka itu sangat cinta akan kampung halamannya," ujar Fauzi.

Ia menyebutkan dalam waktu dekat ini LKAAM akan mengadakan rapat koordinasi dengan Gubernur serta pejabat di daerah, gunanya untuk membahas kurikulum budaya Minangkabau dimasukkan dalam pembelajaran di sekolah.

Tujuan membahas itu, agar generasi di Sumatera Barat ini memiliki pengetahuan tentang Minangkabau. Dengan adanya pengetahuan, mak masyarakat Sumatera Barat tidak lagi bisa dipecah belah oleh ucapan yang menjelek-jelekkan Sumatera Barat.

"Jika ia (Megawati) berbicara seperti itu biarkan saja, itu kan penilaian dia, jadikan saja itu sebagai cambuk dan otokritik untuk menjadi lebih sukses lagi," pungkas Mantan Wali Kota Padang itu.

Sebelumnya, Megawati kembali sindir masyarakat Sumatera Barat saat penyampaian pidato Hut KE-49 PDI Perjuangan pada Senin 10 Januari 2022.

Pidato yang menyindir Sumbar tersebut disampaikan secara live di kanal youtube resmi PDI Perjuangan pada menit ke 1:44:54 hingga 1:45:47.

Megawati mempertanyakan kenapa Sumatera Barat saat ini tidak lagi memiliki tradisi mufakat dan ninik mamak lagi, ia menilai masyarakat Sumbar sepi dan tidak seperti dulu.

"Pertanyaan saya, kan kita sebetulnya berbeda ya, artinya Bhineka Tunggal Ika, tapi sebetulnya kita punya tradisi ninik mamak lho," ucapnya sembari membaca teks pidato.

Megawati juga sempat curhat, pernah diskusi dengan Buya Syafii Maarif mengenai masyarakat Sumbar ini, ia menyebut jika Sumbar yang ia kenal dahulu seakan tidak ada lagi, sudah berubah jauh.

"Saya sering bicara dengan Buya Syafii Maarif karena beliau juga di Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, saya tanya kenapa sih Sumatera Barat kembali berubah ya Buya? Sudah tidak adakah yang namanya tradisi bermusyawarah mufakat oleh ninik mamak itu," ungkapnya. (kumparan)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita