Heboh Ratusan Siswa Demo di Papua gegara Brimob Bikin Markas di Sekolahnya

Heboh Ratusan Siswa Demo di Papua gegara Brimob Bikin Markas di Sekolahnya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Beredar sebuah video di jejaring media sosial yang merekam ratusan siswa di Yahukimo, Papua melakukan aksi unjuk rasa menolak Brimob memakai gedung sekolah yang menjadi tempat belajar mereka sebagai markas.

Video tersebut dibagikan oleh akun Twitter milik aktivis Papua, Mikael Kudiai.

Dalam kicauannya, Mikael Kudiai menjelaskan peristiwa itu terjadi ketika siswa ingin belajar dan sedang mempersiapkan ujain.

Namun tiba-tiba aparat berencana memakai gedung sekolah tersebut sebagai markas Brimob.

"Orang mau belajar, persiapan ujian, aparat bikin markas di gedung skolah di Yahukimo. Biadab betul," cuit Mikael Kudiai, dikutip Hops.ID pada Jumat, 12 Januari 2022.

Terlihat dalam video yang dibagikan, ketegangan terjadi antara siswa yang memakai seragam SMA dengan aparat bersenjata lengkap.

Tampak pula dalam video berdurasi 14 detik tersebut suara orasi dari seseorang yang mengikuti aksi unjuk rasa.

Sontak kicauan tersebut mendapat sejumlah komentar dari warganet lainnya.

"Wah.... Miris skali, nanti apabila sekolah dibakar oleh pejuang papua merdeka karena aparat TNI bermarkas di sekolah, trus yang di salahkan TPNPB," tulis akun KSafkaur.

"Ini PBB ADA DI MANA..KENAPA PBB DIAM MEMBISU MEMBIARKAN RAKYAT PAPUA MEMDERITA DARI TAHUN KE TAHUN," kata akun ErlinMerllin.

Sementara mengutip media setempat, Suarapapua.com diperkirakan ratusan pelajar yang mengikuti aksi tersebut berasal dari SMA Negeri 2 Dekai, SMA Negeri Ninia, SMA Negeri Angguruk, dan SMK 2 Dekai.

Adapun aksi unjuk rasa tersebut dilakukan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Yahukimo, pada Kamis, 20 Januari 2022.

Penolakan tersebut bermula dari para pelajar dari empat sekolah di Kabupaten Yahukimo yang diminta untuk mengosongkan sekolahnya lantaran ingin ditempati pasukan Brimob.

Koordinator Aksi, Denias Helembo mengungkapkan bahwa empat sekolah tersebut jadi tempat tinggal Brimob sejak bulan Oktober 2021 hingga sekarang.

Tentu kehadiran aparat di sekolah membuat aktivitas dan kegiatan belajar terganggu.

"Kami mau belajar dengan tenang dan aman, kami tidak mau belajar dalam tekanan militer Indonesia, kami meminta pemerintah ambil langkah untuk minggu depan kami belajar seperti biasa," tegas Denias. [hops]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita