Demo Sungai Kering Kembali Meletus, Ratusan Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Aparat di Isfahan Iran

Demo Sungai Kering Kembali Meletus, Ratusan Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Aparat di Isfahan Iran

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Bentrokan terjadi antara polisi dengan ratusan para pendemo di Kota Isfahan, Iran pada Jumat (26/11). 

Polisi  menggunakan gas air mata untuk membubarkan pendemo yang kebanyakan terdiri dari para petani, yang mulai bereaksi dengan keras saat tuntutan mereka atas kerugian akibat keringnya sungai tidak mendapat tanggapan.

Rekaman video di media sosial menunjukkan polisi dan pengunjuk rasa bentrok di sepanjang Sungai Zayandhrud, sungai utama di provinsi itu yang merupakan sumber kehidupan ribuan petani.



Kerusuhan juga terjadi di jalan-jalan di penjuru Isfahan, seperti dilaporkan AP.

Protes telah berlangsung sejak 8 November lalu. Sejak tanggal itu, para pendemo mendirikan tenda di sisi sungai. Demo kemudian menyebar tidak hanya di Isfahan tetapi di penjuru Iran. Namun, protes pada Jumat diakhiri dengan kerusuhan.

Petani dan warga sekitar merasa dikecewakan dengan janji pemerintah yang akan memberikan ganti rugi atas kekeringan yang melanda provinsi itu selama bertahun-tahun akibat  pengalihan air sungai oleh pihak berwenang ke Provinsi tetangga Yazd.

Kekeringan telah menjadi masalah di Iran selama sekitar 30 tahun, tetapi telah memburuk selama dekade terakhir, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB. Organisasi Meteorologi Iran mengatakan bahwa diperkirakan 97 persen negara itu sekarang menghadapi beberapa tingkat kekeringan.

Daerah pertanian di sekitar Isfahan dulunya dipasok dengan baik oleh Sungai Zayandehrud, sebelum wilayah itu diramaikan oleh pabrik-pabrik yang semakin menjamur. Sungai itu pernah mengalir di bawah jembatan bersejarah di pusat kota Isfahan, tapi telah menjadi tanah yang tandus.

Pada 2012, para petani bentrok dengan polisi di sebuah kota di Provinsi Isfahan, merusak pipa air yang mengalihkan sekitar 50 juta meter kubik air per tahun ke provinsi tetangga. Protes serupa terus berlanjut secara sporadis sejak saat itu.

Pada 19 November lalu, terjadi aksi protes  yang disebut-sebut sebagai salah satu protes paling besar di Iran.

Ribuan orang meneriakkan yel-yel; "Kembalikan sungai kami" dan "Sungai kami dijarah selama 20 tahun”.

Kota Isfahan adalah yang terbesar ketiga di Iran, dengan populasi sekitar dua juta. Kota ini menjadi magnet wisata karena situs warisannya, termasuk jembatan bersejarah di seberang Sungai Zayandeh, yang telah kering sejak tahun 2000.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita