Ahok Merasa Seolah Benar, Padahal Sedang Menampakkan Diri Dia Tidak Mengerti Etika Organisasi

Ahok Merasa Seolah Benar, Padahal Sedang Menampakkan Diri Dia Tidak Mengerti Etika Organisasi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Arogansi Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama dalam menggugat roadmap mobil listrik (electric Vehide atau eV) yang sedang dikerjakan dan dikembangkan pemerintahan Presiden Jokowi dinilai berbahaya.

Selain mengumbar masalah internal dalam ruang publik melalui akun kanal YouTube pribadi, Ahok juga kembali menampakkan jati dirinya yang seolah selalu dalam posisi benar.



Padahal, kata Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Firman Kurniawan Said, apa yang dilakukan Ahok justru menunjukkan bahwa dia tidak mengerti mengenai etika organisasi. Sebab, masalah ini seharusnya dapat diselesaikan di internal pemerintahan.

Ahok bisa berdebat sebagai komisaris utama Pertamina dengan stakeholder lain yang dinilai olehnya salah.
 
“Tapi ini seolah-olah hanya dia yang paling benar dan pihak lain sudah pasti salah. Itu arogansi yang sangat berbahaya” ujar pria yang akrab disapa Yawan itu.

Menurutnya, jika Ahok memang punya basis data yang baik mengenai roadmap kebijakan mobil listrik tanah air, maka seharusnya hal tersebut lebih memudahkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dalam meyakinkan setiap stakeholder Pertamina Power Indonesia (PPI).
 
“Jika Ahok tidak bisa menyelesaikan persoalan ini dalam internal Pertamina dan justru melempar isu ini ke wilayah publik, maka itu berarti ada yang tidak beres dalam manajemen Pertamina, di mana Ahok menjadi komisaris utama di dalamnya,” urai Yawan.

Menggunakan ruang publik untuk menyerang internal Pertamina, sudah pasti akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan publik pula.

Yawan menilai, Ahok seolah sudah siap terjerembab dalam kubangan kesalahan yang sama sebagaimana yang dia lakukan pada kasus penistaan agama sebelumnya.

“Ahok seperti tidak belajar pada masa lalu, di mana gaya komunikasi publik yang dipraktikkannya seringkali menyinggung pihak-pihak lain,” ujar Yawan.

"Seharusnya dia tahu bahwa reuni 212 tak lama lagi akan berlangsung, jangan sampai terjadi pengulangan,” tutupnya,(RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita