Soal Video Risma Marahi Pendamping PKH, Anggota DPR RI Ini Beri Sindiran Nyelekit

Soal Video Risma Marahi Pendamping PKH, Anggota DPR RI Ini Beri Sindiran Nyelekit

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Beberapa waktu lalu beredar video Menteri Sosial Tri Rismaharini memarahi dan menunjuk-nunjuk seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Gorontalo.

Kemarahan Risma saat menegur pendamping PKH itu segera direspons Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Ia menyayangkan sikap mantan wali kota Surabaya tersebut.

Menurut Ace, masih banyak cara yang lebih beretika dan tetap menjaga marwah orang yang ditegur. Jika memang ingin memberikan teguran, lebih baik dipanggil dibicarakan secara baik-baik.

"Tentu kami menyesalkan cara Ibu Risma melakukan teguran kepada aparat di bawah Kementerian Sosial karena PKH kan bagian dari Kementerian Sosial yang dilakukan terbuka," kata, seperti dikutip dari suara.com, Sabtu (2/10/2021).

"Bukan dengan cara yang tentu mempermalukan, kan terlalu tinggi seorang menteri menegur dengan bahasa 'tak tembak' gitu ke bawahannya yang dia bekerja di PKH," ujarnya.

Lebih lanjut, terkait dengan konteks yang menjadi polemik Risma menegur pendamping PKH, Komisi VIII sendiri sudah mengingatkan pemerintah soal koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.

"Apalagi Ibu Risma ini kan mantan kepala daerah, mantan wali kota, jadi harusnya tahu problem yang dihadapi dalam hal data ini," tuturnya.

"Sebagai wali kota tentu tahu apa akar masalahnya, mengapa terjadi masalah pendataan ini. Kan setiap saat sebetulnya daerah bisa memberikan update data terbaru kepada Kementerian Sosial," ujarnya.

Sebelumnya, teguran terhadap Risma juga datang dari Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Ia merasa tersinggung dengan cara Risma memarahi pendamping PKH tersebut.

"Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang ibu menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Contoh yang tidak baik," tutur Rusli.

Ia mengingatkan Mensos Risma agar bisa menjaga sikap terhadap rakyat, terlebih ketika berkunjung ke kampung orang. Katanya, menunjuk-nunjuk dan memarahi seorang pendamping PKH dengan nada emosional membuatnya sedih dan merasa prihatin.

"Pangkat, jabatan harus kita jaga. Tidak ada artinya pangkat ini semua kita tinggalkan. Kalaupun toh dia salah ya dikoreksi, di depan umum lagi," ujarnya.[suara]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita