Rocky Gerung: Pak Jokowi Selalu Gagal dalam Permainan Politiknya

Rocky Gerung: Pak Jokowi Selalu Gagal dalam Permainan Politiknya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan prediksi Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman akan segera diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meninggalkan Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official.

Sebab menurut Rocky Gerung, Fadjroel Rachman telah melontarkan pernyataan yang dinilai keliru dan tidak menunjukkan sebuah poin penting.

"Pak Jokowi harus segera suruh Fadjroel Rachman berkemas supaya pergi menjadi Dubes," jelas Rocky Gerung dikutip GenPI.co, Kamis (30/9).

"Selama jadi Jubir Presiden, Fadjroel Rachman ngocehnya selalu salah melulu. Dia itu selalu berbicara tanpa poin," lanjutnya.

Menurut Rocky Gerung, Fadjroel Rachman mestinya memahami efek buruk dari rencana pemindahan ASN KPK ke ASN Polri.

"Fadjroel Rachman itu harus mengerti jika keinginan Jokowi soal pemindahan ASN KPK ke ASN Polri itu justru merusak reputasi Polri," bebernya.

"Pemindahan ASN KPK ke ASN Polri membuat standar Polri seakan-akan tidak memerlukan Tes Wawasan Kebangsaan," lanjutnya.

Selain itu, Rocky Gerung juga menyinggung soal kosakata ‘putar otak’ yang digunakan Fadjroel Rachman guna merespons rencana pemindahan ASN KPK ke ASN Polri.

"Fadjroel Rachman bilang, pak Jokowi putar otak lindungi Novel Baswedan. Istilah putar otak itu termasuk istilah yang kacau," ungkap Rocky Gerung.

Menurutnya, penggunaan kosakata ‘putar otak’ telah menunjukkan kalau Fadjroel Rachman itu bukan sosok yang diplomatis.

"Hal itu menunjukkan kalau Fadjroel Rachman itu nggak bisa menunjukkan kosakata yang sifatnya diplomasi," kata Rocky Gerung.

Tak hanya itu, penggunaan kosa kata ‘putar otak’ juga dapat memberikan kesan ketakutan Presiden Jokowi kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang membela Novel Baswedan.

"Putar otak itu artinya mengakali. Berarti pak Jokowi takut sama BEM yang membela Novel Baswedan," jelasnya.

Terlepas dari itu semua, menurutnya, Presiden Jokowi ingin menjadikan momen tersebut sebagai ajang permainan politik.

"Pak Jokowi ini hanya ingin bermain politik, tapi selalu gagal dalam permainan politiknya," imbuhnya.[genpi]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita