Pakar Militer Ungkap Potensi Fake Alarm di Spekulasi Panglima TNI ke KSAD

Pakar Militer Ungkap Potensi Fake Alarm di Spekulasi Panglima TNI ke KSAD

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mewakili Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melepas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hendak menghadiri KTT G20 di Italia. 

Kehadiran Andika menuai spekulasi bahwa mungkin adanya sinyal baginya menjadi Panglima TNI selanjutnya. 

Benarkah sinyal tersebut?
Pakar Militer dan Hankam Dr. Connie Rahakundinie Bakrie mengurai hal tersebut. Dia awalnya mengatakan timbulnya interpretasi terhadap Andika Perkasa menjadi Panglima TNI berikutnya sebagai hal yang wajar.

"Pemunculan KSAD Jenderal Andika Perkasa melepas keberangkatan Presiden Joko Widodo ke Roma kemarin, memang banyak menimbulkan interpretasi yang 'seolah' mengarah atau diarah-arahkan pada preferensi politik Presiden untuk Panglima TNI berikutnya," kata Connie kepada wartawan, Sabtu (30/10/2021).

Namun Connie menyebut masih ada waktu juga bagi Presiden Jokowi menemui KSAL Laksmana Yudho Margono atau KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo sepulang dari acara di Italia. Hal ini, kata dia, lantas menepis spekulasi terhadap Andika.

"Namun bagaimana jika Presiden menemui KSAL Laksamana Yudho Margono sepulang dari Italia? Semisal untuk berdiskusi tentang persiapan AL terkait Natuna Utara atau di wilayah lain dalam konteks AUKUS. Apakah bisa diinterpretasikan juga sebagai pilihan politik Presiden bagi next Panglima?" ucapnya.

"Atau tidak menutup kemungkinan justru memilih sang kuda hitam, memilih KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo," lanjutnya.

Selain itu, Connie menyebut tidak tertutup kemungkinan juga karena adanya kegaduhan akhirnya Jokowi memutuskan memperpanjang masa jabatan Marsekal Hadi Tjahjanto. Karena itulah, Connie menyebut jabatan Panglima TNI menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi.

"Menurut saya hak prerogatif Presiden bukan hanya terbatas pada pilihan tokoh tersebut. Bisa saja jika terlalu menimbulkan 'keramaian' Presiden bisa memperpanjang masa pensiun dan jabatan Panglima Hadi," ujarnya.

Atas dasar itulah, Connie menyebut bisa saja sinyal terhadap Jenderal Andika Perkasa pada saat pelepasan Jokowi ke Italia sebagai sinyal palsu (fake alarm). Menurutnya masih belum jelas siapa yang benar-benar akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto di kursi Panglima TNI.

"Yang saya ingin sampaikan mari kita tidak ramai pada hal yang belum jelas namun dikondisikan atau diarahkan seolah menjadi sinyal yang sudah jelas. Akhirnya berakhir sebagai fake alarm dan bisa menimbulkan keresahan atau kekecewaan atau malah kegembiraan yang semu. Kita percayakan saja 100 persen pada Presiden Jokowi. Siapapun yang beliau pilih adalah insan TNI yang terbaik untuk memimpin TNI," jelasnya.

Sebelumnya, memang ada hal menarik dan menjadi perhatian di balik pentingnya agenda Jokowi ke tiga negara ini. Ada hal menarik sebelum Presiden RI lepas landas dari Tanah Air.

Jokowi resmi berangkat ke tiga negara, yakni Italia, Britania Raya, dan Uni Emirat Arab, Jumat (29/10/2021). Adapun jadwal agenda Jokowi adalah menghadiri KTT G20 di Roma dan COP26 di Glasgow. Setelah itu, Jokowi akan melanjutkan kunjungan bilateral ke Uni Emirat Arab (UEA).

Yang menarik perhatian adalah rombongan yang melepas Presiden Jokowi.

Hadir melepas kunjungan kerja Jokowi yakni Kapolri Jenderal Listyo Sigit Pranowo hingga Mensesneg Pratikno. KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa tampak dalam rombongan tersebut.

Biasanya, dalam kesempatan sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ikut melepas Jokowi jika di sana hadir Kapolri Jenderal Sigit. Namun, kali ini yang hadir adalah KSAD Jenderal Andika Perkasa. Apakah ini kode Jokowi soal calon Panglima TNI baru?

Seperti diketahui, Jokowi tengah mencari calon Panglima TNI baru menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto, yang pensiun bulan depan. Saat ini, belum ada keputusan dari Jokowi, bahkan surat presiden (surpres) calon Panglima TNI baru belum dikirimkan ke DPR RI.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita