Yasonna Alasan Lapas Over Kapasitas, Sudding: Mungkin Tugasnya Obok-obok Parpol, Mundur kalau Punya Moral

Yasonna Alasan Lapas Over Kapasitas, Sudding: Mungkin Tugasnya Obok-obok Parpol, Mundur kalau Punya Moral

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Anggota Komisi III DPR RI Syarifuddin Sudding menyoroti alasan Menkumham Yasonna Laoly yang menyebut Lapas Klas I Tangerang over kapasitas sampai 400 persen.

Menurutnya, itu adalah alasan klasik yang tidak sekali ini diutarakan. Melainkan alasan yang sudah berkali-kali disampaikan sejak dulu.

“Itu dari dulu kita suarakan tapi tidak ada kemajuan,” ujar Sudding dilansir dari JawaPos.com, Kamis (9/9/2021).

“Barangkali Yasonna ini ditugaskan hanya untuk mengobok-obok parpol sehingga hal-hal lain dia kesampingkan begitu saja,” sindirnya.

Semestinya, sambung politisi PAN ini, Yasonna memahami ada hak-hak warga binaan yang harus diperhatikan pemerintah.

“Dari sisi kemanusiaan, walaupun dia seorang napi, tapi ada hak-hak yang harus diperhatikan bagaimana kondisi warga binaan itu sangat memperihatinkan,” tekan dia.

Karena itu, anak buah Zulkifli Hasan ini meminta Yasonna Laoly sebaiknya mengundurkan diri atas peristiwa mengenaskan Lapas Tangerang.

Sebab itu merupakan bentuk pertanggungjawaban sebagai pembantu presiden.

“Ini ada tragedi kemanusiaan dan kita tidak bisa tutup mata begitu saja,” ucapnya.

Jangan Salahkan Anak Buah
Apalagi, terdapat puluhan nyawa warga binaan yang tengah menjalani masa hukuman meregang nyawa di dalam ruang sel tahanan.

“Kalau dia punya moral, dia harus mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban atas tewasnya 43 orang,” tegasnya.

Tidak semestinya pula, sambungnya, tanggungjawab itu dilimpahkan kepada kalapas atau dirjen.

“Tapi dia (Yasonna) sebagai pengambil kebijakan harus bertanggung jawab penuh,” imbuhnya.

Sudding menduga, Yasonna sudah terlalu nyaman terhadap jabatan sebagai Menkumham.

Sehingga tidak memperhatikan Lapas di Indonesia yang mengalami over capacity.

“Saya kira Yasonna sudah terlalu nyaman lah dalam menduduki posisi ini sehingga dia tak lagi memberikan perhatian terhadap hal-hal yang sifatnya bersentuhan dengan masalah warga binaan,” sindirnya lagi.

Terlebih, over kapasitas tidak hanya terjadi di Lapaa Klas I Tangerang, melainkan di semua lapas di Indonesia.

“Dan kondisinyanya sungguh sangat memperihatinkan,” tandasnya.[pojoksatu]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA