Takut Sebut Nama China? Joe Biden 'Ditertawakan' usai Pidatonya di Majelis Umum PBB

Takut Sebut Nama China? Joe Biden 'Ditertawakan' usai Pidatonya di Majelis Umum PBB

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, yakni Tom Cotton, berpendapat bahwa Presiden AS, Joe Biden, sedang ditertawakan oleh seluruh dunia, terutama China.

Menurutnya, Joe Biden tidak cukup keras terhadap China dan bahkan gagal menyebutkan nama negara itu sekalipun saat berpidato dalam sidang Majelis Umum PBB beberapa waktu lalu.

“Saya pikir banyak dunia melihat Joe Biden dan hanya menertawakan pernyataan yang dia buat,” ungkapnya, dikutip terkini.id dari Express via Pikiranrakyat pada Sabtu, 25 September 2021.

“Anda baru saja memutar klip di sana, di mana dia mengatakan ‘kami tidak mencari perang dingin lagi’,” sambungnya.

“Tentu saja kami lebih suka berdamai dengan semua bangsa, tetapi tidak dengan China.”

Dirinya menduga bahwa Joe Biden takut dengan China sehingga tak berani menyebutkan nama negara tersebut saat berpidato.

“Presiden Joe Biden bahkan tidak menyebut nama China, sepertinya dia takut menyebut namanya,” lanjutnya lagi.

“Saya tahu Gedung Putih sedang melakukan pengendalian kerusakan hari ini dan mengatakan itu memang disengaja, tetapi izinkan saya memberi Anda kontras.”

Senator Partai Republik tersebut kemudian memuji mantan Presiden Barack Obama karena berani menyebut nama Rusia dalam salah satu pidatonya.

“Pada 2014 ketika Rusia menginvasi Krimea, Barack Obama yang tidak menyangka seorang nasionalis AS menggunakan nama Rusia lebih dari sepuluh kali dalam pidatonya di PBB.”

Dirinya kemudian menduga bahwa saat ini Presiden AS dari Partai Demokrat tersebut sedang ditertawakan oleh China, khususnya Presiden Xi Jinping.

“Saya pikir Xi Jinping dan para pemimpin Partai komunis China di Beijing sedang menertawakan Joe Biden,” tuturnya.

“Itu adalah hal yang berbahaya, bagi China untuk tidak menganggap serius Presiden AS.”

Presiden Joe Biden juga menghadapi kritik karena gagal mengatasi kesepakatan AUKUS yang baru dibentuk dengan Inggris dan Australia selama pidatonya.

Presiden Komisi Eropa, Ursula Von der Leyen, bersikeras bahwa AS perlu menjelaskan bagaimana kesepakatan AUKUS terjadi dan mengapa Uni Eropa tidak diberi tahu.

Kesepakatan antara AS, Australia, dan Inggris membuat Australia kemudian menarik diri dari perjanjian 1 miliar Euro atau senilai Rp16.8 triliun yang dimilikinya dengan Prancis untuk membeli kapal selam.

Presiden Joe Biden sejak itu telah berbicara dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan telah membahas kesepakatan itu.

Namun, masih belum jelas apakah Presiden Joe Biden meminta maaf kepada Presiden Prancis. [terkini]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA