Polisi Bersenjata Lengkap Datang 3 Hari Berturut-turut, Warga Wadas Resah

Polisi Bersenjata Lengkap Datang 3 Hari Berturut-turut, Warga Wadas Resah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jateng, mengaku resah dengan adanya polisi bersenjata lengkap mendatangi daerah mereka. 

Perwakilan warga Desa Wadas mendatangi kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta, untuk mengadukan hal tersebut.

Salah seorang perwakilan warga Wadas, M Azim, mengatakan aparat bersenjata lengkap sudah 3 hari terlihat di desanya.

"Aparat tiga hari ini dengan motif apapun mereka datang dan motif ini bisa dibilang cukup lucu karena cuma bagi-bagi masker atau patroli. Akan tetapi mereka datang dengan senjata lengkap. Ada tujuh orang dan yang lima pakai senjata lengkap," kata Azim, di Kantor Walhi Yogyakarta, Kotagede, Kota Yogyakarta, Kamis (23/9/2021).

Menurut Azim, kehadiran aparat ini membuat warga resah. Apalagi di desa tersebut pada 23 April 2021 terjadi bentrok antara warga dan aparat.

"Warga sebetulnya hampir lupa dengan kekerasan itu. Tapi polisi datang membawa senjata lengkap dan ini menimbulkan trauma kembali," ujarnya.

"Ini membuat resah bapak-bapak dan juga ibu-ibu yang traumanya berkepanjangan. Bahkan anak-anak kalau di Desa Wadas kalau ada polisi histeris," tambahnya.

Kata Azim, warga Wadas sampai hari ini masih konsisten menolak lahan mereka dipakai untuk pertambangan. Azim melihat, kedatangan aparat dimaksudkan untuk melihat situasi di desanya.

"Pemerintah tidak mengindahkan suara warga, mendengar aspirasi warga yang konsisten menolak tambang. Apalagi sekarang aparat datang," sebutnya.

Perwakilan warga lain, Arofah, menyebut dari informasi yang ia peroleh, kedatangan polisi ke Wadas pada hari pertama dan kedua dimaksudkan untuk patroli. Sementara pada hari ketiga ada banyak petugas yang datang dengan agenda bagi-bagi masker. Namun, pembagian masker hanya di Desa Wadas.

"Setelah dicek di beberapa desa lain, ternyata mereka juga tidak membagikan ke desa lain. Jadi pertanyaan kenapa hanya Wadas yang mau dibagikan masker, harusnya kan menyeluruh," kata Arofah.

Sementara itu, Kadiv Advokasi dan Kawasan Walhi Yogyakarta, Himawan Kurniadi, menduga kedatangan aparat ini berkaitan dengan rencana penambangan batu andesit di Wadas untuk Bendungan Bener.

"Dari sekitar 2016 sampai hari ini banyak tekanan-tekanan yang utamanya dilakukan pihak kepolisian. Ini kemudian jadi preseden buruk soal keamanan apalagi demokrasi. Ternyata negara abai menyikapi penolakan-penolakan oleh warga. Terbukti 3 hari ini warga jadi resah," jelas Himawan.

Himawan juga menyebut kedatangan aparat ini juga ada indikasi untuk melakukan teror terhadap warga.

"Ada indikasi memang sengaja untuk melakukan teror kepada warga. Soalnya kalau mau bagi-bagi masker kenapa harus dan cuma di Desa Wadas saja dan pakai senjata lengkap," sebutnya.

Perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Dhanil Algifari, mengatakan ada indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

"Dengan adanya teror dan intimidasi ini, ke depannya mungkin kita akan laporkan juga ke Komnas HAM," kata Dhanil.


"Ada kejadian ini rencananya kita sekalian lapor ke Komnas HAM agar ada investigasi mendalam terkait dugaan pelanggaran HAM oleh pemerintah di Desa Wadas," sambungnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy menanggapi soal anggota yang datang ke Wadas. Ia menjelaskan kegiatan tersebut merupakan patroli dan pembagian masker ke warga.

"Kehadiran Polri hanya patroli rutin dan pembagian masker sekaligus harkamtibmas. Polri menjamin semua keamanan warga," kata Iqbal lewat pesan singkat, hari ini.

"Polri menjamin semua keamanan warga," imbuhnya.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita